Bangtan Sonyeondan

Bangtan Sonyeondan

Sabtu, 17 Maret 2018

Tugas Pendidikan Psikologi : KARAKTERISTIK BELAJAR

Tugas Pendidikan Psikologi
KARAKTERISTIK BELAJAR
Dosen : Mirza Irawan, S.Pd. M.Pd Kons
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1.     NAUFALIYAH MENDROFA                      (1153171017)
2.     IRA NATASYA TARIGAN                          (1153371013)
3.     RISKA NURDIAINI                                      (1153371020)
4.     SEPTIAN ANUGRAH                                  (1153171021)
5.     VERONIKA                                                   (1151171023)
6.    VIVI SIHOTANG                                          (1151171026)


logo unimed
logo unimed










PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan khadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Berkat dan Rahmatnya makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Adapun tugas ini mengenai Karakteristik Belajar dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik itu dalam penerapan kata maupun penulisan huruf dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari kesempurnaan baik itu dalam penerapan kata maupun penulisan huruf dan lain sebagainya. Dan untuk membantu kami dalam membuat makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai kata pengantar dalam makalah ini, atas perhatiannya kami ucapan terimakasih.




Medan, Maret 2018

(Kelompok 3)







DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
Bab I : Pendahuluan......................................................................................................... 1
A.     Latar Belakang................................................................................................. 1
B.     Masalah .............................................................................................................1
C.     Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
Bab II : Pembahasaan....................................................................................................... 2
A.       Karakter Belajar ............................................................................................   2
B.        Karakter Belajar Dalam Berbagai Dimensi ..................................................... 3
Bab III : Penutup............................................................................................................... 9
A.    Kesimpulan ....................................................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................................... 10











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Prinsip pendidikan yang menekankan bahwa semua berhak mendapat pelayanan yang bermutu dan tidak boleh tertinggal dari yang lain merupakan alasan kuat mengapa perbedaan individu perlu diperhatikan dalam pendidikan. Tidak hanya berbeda dari segi penampilan fisik, tetapi juga dari dimensi lainnya, seperti : intelegensi, bakat, minat, gaya belajar, dan gaya berpikir, latar belakang keluarga. Perbedaan ini guru sebagai pendidik harus memahami perbedaan itu. Selain itu guru juga perlu memperhatikan kebutuhan belajarnya  terutama yang berkebutuhan khusus.
Karakteristik merupakan ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, cirri fisik serta emosional yag berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan, ia belajar sesuatu dari berbagai aspek kehidupan baik itu formal maupun nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik belajar adalah bagaimana cara atau ciri-ciri yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar baik itu dari kemampuan umum, cirri fisik serta emosionalnya. Dan guru sebagai tenaga pendidik perlu memahami karakteristik tersebut untuk mengetahui perbedaan dan kebutuhan belajarnya agar guru dapat memberikan pelayanan yag sesuai dengan karakteristik tersebut.
B.     Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan karakteristik belajar ?
2.      Bagaimana karaktristik belajar dalam berbagai dimensi ?
C.    Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan makna karakteristik belajar dan mendeskripsikan karakteristik belajar dalam berbagai dimensi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karakter Belajar
Karakteristik merupakan ciri-ciri perseorangan yang bersumber dari latar belakang pengalaman yang dimiliki peserta didik termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ciri fisik serta emosional yag berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran.
            Umumnya ada 3 (tiga) karakteristik belajar peserta didik, diantaranya yaitu:
1.    Auditif
Auditif bersifat mendengarkan, peserta didik baru bisa belajar dengan mendalam apabila disertai dengan mendengarkan musik, radio maupun suara alami.
2.    Visual
Visual bersifat melihat, peserta didik baru bisa belajar dengan penuh perhatian apabila disertai dengan melihat apa yang dipelajari. contohnya seperti melihat tanaman bunga, pohon besar, ikan, dan lain sebagainya.
3.    Kinestitik
Kinestitik memegang ataupun meraba, siswa baru bisa belajar dengan penuh kesungguhan apabila disertai dengan meraba atau memegang benda dari apa yang dipelajari. Contohnya seperti memegang alat-alat dapur, alat-alat tulis,  dan lain sebagainya.
Sedangkan pengerdian belajar menurut Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology: The Teaching-Learning Process, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung progresif.
Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Pakar psikologi belajar juga menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.  
Secara kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional, belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa  atas materi-materi yang telah ia pelajari. Secara kualitatif, proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
Dari beberapa pengertian yang diatas dapat diketahui bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan, ia belajar sesuatu dari berbagai aspek kehidupan baik itu formal maupun nonformal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik belajar adalah bagaimana cara atau ciri-ciri yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar baik itu dari kemampuan umum, ciri fisik serta emosionalnya. Dan guru sebagai tenaga pendidik perlu memahami karakteristik tersebut untuk mengetahui perbedaan dan kebutuhan belajarnya agar guru dapat memberikan pelayanan yag sesuai dengan karakteristik tersebut.
B.     Karakteristik Belajar dalam Berbagai Dimensi
Sebagai seorang guru kita harus mampu mengetahui apa saja karakteristik peserta didik yang kita didik, agar dalam penyampaian pelajaran peserta didiki bisa dengan mudah memahami pelajaran yang kita ajarkan. Dalam melihat atau mengetahui karakteristik belajar peserta didik, ada beberapa aspek yang dapat mendukung dalam melihat karakteristik peserta didki, diantaranya ialah sebagai berikut.
1.      Intelegensi
Alfred Bined pada tahun 1857-1911 bersama Theodore Simon mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah  dilaksanakan dan kempuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan  autocritism.  Tahun 1946, HH. Goddard mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisiasi masalah-masalah yang akan datang.
Dari dua definisi di atas menyangkut tentang inteligensi dapat diambil kesimpulan  bahwa inteligensi adalah kemampuan menunjukan fikiran dengan jernih, pengetahuan, mengenai masalah , kemampuan mengambil keputusan yang tepat, dan kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal.
Tinggi rendahnya tingkat inteligensi seseorang dinyataka dengan meneterjemahkan hasil tes inteligensi ke dalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat  kecerdasan seseorang  dibandingkan secar relatif terhadap suatu norma.
Beberapa ciri yang dimiliki oleh individu yang sangat tinggi atau superior berdasarkan penelitian Wolf & Steven 1982 yaitu: cepat belajart, berminar membaca, biografi, punya kecenderungan ilmiah, telah daat membaca sebelum masuk sekolah, suka belajar, punya penalaran abstrak yang baik, mampu berbicara dengan baik, tulisan tangannya jelak, tunggal, sulung, sehat jasmani, unya skor tinggi dalam berbagai prestasi, imajinasi baik, tingkat energi tinggi. 
Karakteristik individu yang digolongkan gifted secara akademis adalah sebagai berikut:
1.      Kemampuan untuk belajar tinggi. Cermat dalam mengamati situasi sosial dan alamiah , independen, cepat, efesien dalam mempelajari fakta dan prinsip-prinsip, cepat paham dalam membaca disertai oleh daya ingat yang superior.
2.      Kekuatan dan kepekaan fikiran. Siap mengungkap prinsip-prinsip yang mendasari sesuatu. Mampu melakukan analisa sintesa dan mengorganisasikan unsur-unsur, situasi-situasi kritis, diri sendiri, dan orang lain.
3.      Keingintahuan dan dorongan. Ketahanan mental, keteguhan pada tujuan, ulet, kadang-kadang menolak aturan, mamu melakukan rencana-rencana dengan ekstensif tapi bermakna. Ingin tahu segala hal. Berminar dan pandai dalam banyak hal, bosan dengan rutinitas.
Karakteristik individu yang golongan retardasi, diantaranya yaitu:
1.    Borderline (IQ 68-83)
Kekurangan individu ada golongan ini pada umumnya tampak pada proses belajar lisan dan tidak ada pada performasi motorik. Kebanyakan mereka juga mempu menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat.
2.    Retardasi mental ringan
Klassifikasi ini diberikan keada orang dewasa dengan tingkat intelektual setara 8-11 tahun. Bila dilihat dari penyesuaian sosial mereka masih tampak normal akan tetapi mereka tidak punya daya imajinasi dan daya pertimbangan sebagimana seharusnya dimiliki oleh orang dewasa.
3.    Retardasi mental menengah (IQ 36-51)
Intelektualnya tidak berkembang melebihi tingkat berusia 40-7 tahun. Mereka mengalami kesulitan dalam memelajari sesuatu baik mempelajari kecakapan dasar maupun keterampilab khusus, imajinasi sangat terbatas. Secara fisik cara dan koordinasi gerak motoriknya buruk sehingga  tampak kakau dalam melakukan segala sesuatu.
4.      Retardasi berat (IQ 20-35)
Hidup mereka sangat tergantung ada orang lain. Mengalami hambatan dalam perkembangan kemampuan gerak dan bicara serta mengalami cacat indera.
5.      Retardasi mental parah
Kemampuan sangat terbats dalam menyesuaikan diri dan tidak mampu untuk dilatih melakukan hal-hal yang sangat sederhana. Kemampuan berbicara tidak berkembang dan sulit berkomunikasi.
Dalam hal ini pemahaman tentang penggolongan IQ akan membantu guru dalam menerapkan pendidikan. Anak  yang berada pada IQ superior maupun retardasi mental sama-sama menimbulkan masalah, sehingga perlu memberikan pendidikan  secara khusus keada mereka. Maka dari itu seorang guru harus mampu memahami situasi dan kondisi anak, seperti halnya harus mampu memahami karakteristik belajar anak yang inteligensinya tinggi dan rendah, agar dalam proses belajar mengajar daat berjalan efektif.
2.      Gaya Belajar
Gaya belajar adalah variasi atau cara yang dimiliki seseorang untuk mengakumulasi serta mengasimilasi informasi. Pada dasarnya, gaya belajar adalah metode yang terbaik memungkinkan peserta didik dalam mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan secara spesifik. Setiap individu memungkinkan untuk memiliki satu macam gaya belajar atau dapat memiliki kombinasi dari gaya belajar yang berbeda.
Gaya belajar dapat dikelompokkan berdasarkan kemudahan dalam menyerap informasi (perceptual modality), cara memproses informasi (information processing), dan karakteristik dasar kepribadian (personality pattern). Pengelompokan berdasarkan perceptual modality didasarkan pada reaksi individu terhadap lingkungan fisik dan cara individu menyerap data secara lebih efisien. Pengelompokan berdasarkan information processing didasarkan pada cara individu merasa, memikirkan, memecahkan masalah, dan mengingat informasi. Sedangkan pengelompokan berdasarkan personality pattern didasarkan pada perhatian, emosi, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu.
DePorter dan Hernacki (1999) mengemukakan tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar), dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh). Setiap individu menggunakan semua indera dalam menyerap informasi. Tetapi, secara umum, individu mempunyai kecenderungan lebih kuat pada salah satu gaya belajar. Sebagian individu mudah menangkap informasi dalam bentuk visual, sebagian yang lain menyukai informasi bentuk verbal dan sebagian yang lain lebih nyaman dengan cara aktif dan interaktif.
Berikut jenis-jenis gaya belajar yang dikemukakan oleh DePorter dan Hernacki (1999) :
1.          Gaya Belajar Visual
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang melihat apa yang sedang dipelajari. Gambar atau visualisasi akan membantu mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih memahami ide atau informasi dari pada ide atau informasi tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan. Apabila seseorang menjelaskan sesuatu kepada orang yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka akan menciptakan gambaran mental tentang apa yang dijelaskan oleh orang tersebut.
2.      Gaya Belajar Auditorial
Individu yang cenderung memiliki gaya belajar auditorial kemungkinan akan belajar lebih baik dengan mendengarkan. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan orang lain.
3.      Gaya Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan belajar sangat baik apabila mereka dilibatkan secara fisik dalam poembelajaran. Mereka akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru.
Gaya belajar dapat dikelompokkan atas dua elemen yang mempengaruhinya. Pertama gaya belajar independen dan gaya belajar tergantung, yaitu :
1.      Gaya belajar independen membutuhkan suasana yang terang dan tidak mau diganggu suara sedikitpun
2.      Gaya belajar tergantung perlu ditemani dengan suara tertentu, misalnya radio atau mendengarkan musik ketika belajar.

3.      Gaya Berpikir
Gaya berpikir merupakan cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya. Gaya berpikir dapat digolongkan atas gaya impulsif cenderung spontan, cepat dan menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon suatu jawaban. Reflektif lebih mementingkan mengingat informasi yang tersetruktur,membaca dengan memahami teks dan memecahkan problema serta membuat keputusan. Gaya mendalam dan dangkal berhubungan dengan kemampuan dan kemauan individu mempelajari materi pelajaran dengan suatu cara yang membantu mereka memahami makna materi (gaya mendalam) atau sekedar mencari apa-apa saja yang perlu dipelajari (gaya dangkal).
4.      Gaya Perilaku (tempramen)
Tempramen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam member tanggapan. Berdasarkan gaya ini individu dapat dikategorikan atas :
1.      Gaya perilaku yang mudah pada umumnya memiliki mood positif, cepat membagun rutinitas dan mudah beradaptasi denga pengalaman baru
2.      Gaya perilaku sulit yaitu cenderung bereaksi negative, agresif, kurang control diri dan lambandalam menerima pengalaman baru
3.      Gaya perilaku lamban yaitu yang biasanya beraktivitas lamban, agak negative, menunjukkan kelambanan dalam beradaptasi dan intensitas mood yang rendah.
Strategi yang dapat dipilik pendidik dalam berhubungan dengan tempramen murid (Sanson dan Rothbard, 1995) yaitu :
1.      Beri perhatian dan penghargaan pada peserta didik
2.      Perhatikan struktur lingkungan peserta didik
3.      Waspada terhadap masalah yang akan muncul apabila member cap “sulit” bagi peserta didik dan menyusun paket program untuk anak sulit.
Gaya berpikir dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
1.      Pikiran sekunsial konkret mendasarkan diri pada realitas.
2.      Pikiran acak konkret suka bereksperimen
3.      Pikiran acak abstrak mengatur informasi melalui refleksi
4.      Pemikiran sekuensial abstrak suka dengan teori dan pikiran abstrak.
























BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasan tersebut juga dapat dilihat dari berbagai dimensi salah satunya adalah intelegensi. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi akan tampil dalam kemampuan menangkap informasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. Berbeda dengan yang intelegensinya di bawah rata-rata akan mengalami kesulitan dalam menangkap informasi yang sulit dan kompleks. Kecerdasan atau kecakapan seseorang dalam belajar dipengaruhi juga dengan kualitas multtriple intelgences yang dimilikinya. Dapat saja seseorang menonjol dalam kecerdasan bahasa, seni rupa, interpersonal, music, sains, kinestetik, logika matematika, dan intrapersonal.
Selain kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu dalam belajar. Gaya belajar meliputi kecenderungan seseorang dalam memasuki indormasi. Gaya tersebut antara lain visual, auditori dan kinestetik. Mengacu pada elemen yang mempengaruhi gaya belajar ada peserta didik yang memiliki cara belajar mandiri dan tergantung. Gaya belajar tergantung lebih menyenangi lingkungan belajar yang tenag dan tertib, sedangkan gaya belajar yang tergantung memerlukan lingkungan belajar dalam bentuk fisik, psikologis, emosional dan social. Gaya berpikir seperti gaya implusif, mendalam dan dangkal merupakan karakteristik individu yang memepengaruhi proses belajar seseorang.












DAFTAR PUSTAKA

Milfayetty, Sri, dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan : Unimed Press
Nurani, Yuliani, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UNJ.
Syamsudin Makmun, Abin. 2002. Psikologi Kependidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Taufik, Ridwan. 2006. Profesi Kependidikan. Bekasi : STAI Bani Saleh.
Ariesta Kartika Sari. 2014. Analisis Karakteristik Gaya Belajar VAK (Visual, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa Pendidikan Informatika Angkatan 2014. Madura : Jurnal Ilmiah Edutic. Vol. 1 No. 1 2407-4489
Saffa. 2014. Karakteristik Proses Pembelajaran Kurikulum 2013.Samarinda : Jurnal Dinamika Ilmu. Vol. 14 No. 1
Wartini, Asmidir dan Zikra. 2013. Karakteristik Belajar Siswa Terisolir. Padang : Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 2 No. 1 131-135









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BTS - Jimin  - Park Ji Min