Tugas Pendidikan Psikologi
KARAKTERISTIK BELAJAR
Dosen : Mirza Irawan, S.Pd. M.Pd Kons
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1.
NAUFALIYAH MENDROFA (1153171017)
2.
IRA NATASYA TARIGAN (1153371013)
3.
RISKA NURDIAINI (1153371020)
4.
SEPTIAN ANUGRAH (1153171021)
5.
VERONIKA (1151171023)
6. VIVI SIHOTANG (1151171026)
logo unimed |
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan khadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Berkat dan Rahmatnya
makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Adapun tugas ini mengenai Karakteristik Belajar dalam mata
kuliah Psikologi
Pendidikan.
Kami
sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik itu dalam penerapan kata maupun penulisan huruf dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritikan
dan saran dari kesempurnaan baik itu dalam penerapan kata maupun penulisan
huruf dan lain sebagainya. Dan untuk membantu kami dalam membuat makalah
selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
Demikian
yang dapat kami sampaikan sebagai kata pengantar dalam makalah ini, atas
perhatiannya kami ucapan terimakasih.
Medan, Maret 2018
(Kelompok 3)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
Bab I : Pendahuluan......................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................................. 1
B.
Masalah
.............................................................................................................1
C.
Tujuan
Penulisan ............................................................................................... 1
Bab II : Pembahasaan....................................................................................................... 2
A.
Karakter
Belajar ............................................................................................ 2
B.
Karakter
Belajar Dalam Berbagai Dimensi ..................................................... 3
Bab III : Penutup............................................................................................................... 9
A.
Kesimpulan ....................................................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Prinsip pendidikan yang menekankan bahwa semua
berhak mendapat pelayanan yang bermutu dan tidak boleh tertinggal dari yang
lain merupakan alasan kuat mengapa perbedaan individu perlu diperhatikan dalam
pendidikan. Tidak hanya berbeda dari segi penampilan fisik, tetapi juga dari
dimensi lainnya, seperti : intelegensi, bakat, minat, gaya belajar, dan gaya
berpikir, latar belakang keluarga. Perbedaan ini guru sebagai pendidik harus
memahami perbedaan itu. Selain itu guru juga perlu memperhatikan kebutuhan
belajarnya terutama yang berkebutuhan
khusus.
Karakteristik merupakan ciri-ciri perseorangan
yang bersumber dari latar belakang pengalaman yang dimiliki peserta didik
termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, cirri
fisik serta emosional yag berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada
diri seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah
proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan, ia belajar sesuatu dari
berbagai aspek kehidupan baik itu formal maupun nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik belajar adalah bagaimana cara
atau ciri-ciri yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar baik itu dari
kemampuan umum, cirri fisik serta emosionalnya. Dan guru sebagai tenaga
pendidik perlu memahami karakteristik tersebut untuk mengetahui perbedaan dan
kebutuhan belajarnya agar guru dapat memberikan pelayanan yag sesuai dengan
karakteristik tersebut.
B.
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan karakteristik belajar ?
2.
Bagaimana karaktristik belajar dalam berbagai
dimensi ?
C.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
menjelaskan makna karakteristik belajar dan mendeskripsikan karakteristik
belajar dalam berbagai dimensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakter Belajar
Karakteristik merupakan ciri-ciri perseorangan
yang bersumber dari latar belakang pengalaman yang dimiliki peserta didik
termasuk aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ciri
fisik serta emosional yag berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran.
Umumnya ada 3 (tiga) karakteristik belajar peserta didik,
diantaranya yaitu:
1.
Auditif
Auditif bersifat mendengarkan,
peserta didik baru bisa belajar dengan mendalam apabila disertai dengan
mendengarkan musik, radio maupun suara alami.
2.
Visual
Visual bersifat melihat, peserta
didik baru bisa belajar dengan penuh perhatian apabila disertai dengan melihat
apa yang dipelajari. contohnya seperti melihat tanaman bunga, pohon besar,
ikan, dan lain sebagainya.
3.
Kinestitik
Kinestitik
memegang ataupun meraba, siswa baru bisa belajar dengan penuh kesungguhan
apabila disertai dengan meraba atau memegang benda dari apa yang dipelajari.
Contohnya seperti memegang alat-alat dapur, alat-alat tulis, dan lain
sebagainya.
Sedangkan pengerdian belajar menurut Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology: The
Teaching-Learning Process, belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung progresif.
Chaplin dalam
bukunya Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan
pertama belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua belajar ialah proses
memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Pakar
psikologi belajar juga menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam
bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.
Secara
kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan
kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional, belajar
dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan
siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Secara kualitatif,
proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan
dunia di sekeliling siswa.
Dari beberapa pengertian yang diatas dapat diketahui bahwa pada hakikatnya
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri
seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah proses
yang direncanakan maupun tidak direncanakan, ia belajar sesuatu dari berbagai
aspek kehidupan baik itu formal maupun nonformal.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa karakteristik belajar adalah bagaimana cara atau ciri-ciri
yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar baik itu dari kemampuan umum, ciri
fisik serta emosionalnya. Dan guru sebagai tenaga pendidik perlu memahami
karakteristik tersebut untuk mengetahui perbedaan dan kebutuhan belajarnya agar
guru dapat memberikan pelayanan yag sesuai dengan karakteristik tersebut.
B.
Karakteristik Belajar
dalam Berbagai Dimensi
Sebagai seorang guru kita harus mampu mengetahui apa
saja karakteristik peserta didik yang kita didik, agar dalam penyampaian
pelajaran peserta didiki bisa dengan mudah memahami pelajaran yang kita
ajarkan. Dalam melihat atau mengetahui karakteristik belajar peserta didik, ada
beberapa aspek yang dapat mendukung dalam melihat karakteristik peserta didki,
diantaranya ialah sebagai berikut.
1. Intelegensi
Alfred Bined
pada tahun 1857-1911 bersama Theodore Simon mendefinisikan intelegensi sebagai
kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, kemampuan untuk
mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan
kempuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism.
Tahun 1946, HH. Goddard mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan
pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi
dan untuk mengantisiasi masalah-masalah yang akan datang.
Dari dua
definisi di atas menyangkut tentang inteligensi dapat diambil kesimpulan
bahwa inteligensi adalah kemampuan menunjukan fikiran dengan jernih,
pengetahuan, mengenai masalah , kemampuan mengambil keputusan yang tepat, dan
kemampuan menyelesaikan masalah secara optimal.
Tinggi
rendahnya tingkat inteligensi seseorang dinyataka dengan meneterjemahkan hasil
tes inteligensi ke dalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan
tingkat kecerdasan seseorang dibandingkan secar relatif terhadap
suatu norma.
Beberapa
ciri yang dimiliki oleh individu yang sangat tinggi atau superior berdasarkan
penelitian Wolf & Steven 1982 yaitu: cepat belajart, berminar membaca,
biografi, punya kecenderungan ilmiah, telah daat membaca sebelum masuk sekolah,
suka belajar, punya penalaran abstrak yang baik, mampu berbicara dengan baik,
tulisan tangannya jelak, tunggal, sulung, sehat jasmani, unya skor tinggi dalam
berbagai prestasi, imajinasi baik, tingkat energi tinggi.
Karakteristik
individu yang digolongkan gifted secara akademis adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan
untuk belajar tinggi. Cermat dalam mengamati situasi sosial dan alamiah ,
independen, cepat, efesien dalam mempelajari fakta dan prinsip-prinsip, cepat
paham dalam membaca disertai oleh daya ingat yang superior.
2. Kekuatan dan
kepekaan fikiran. Siap mengungkap prinsip-prinsip yang mendasari sesuatu. Mampu
melakukan analisa sintesa dan mengorganisasikan unsur-unsur, situasi-situasi
kritis, diri sendiri, dan orang lain.
3. Keingintahuan
dan dorongan. Ketahanan mental, keteguhan pada tujuan, ulet, kadang-kadang
menolak aturan, mamu melakukan rencana-rencana dengan ekstensif tapi bermakna.
Ingin tahu segala hal. Berminar dan pandai dalam banyak hal, bosan dengan
rutinitas.
Karakteristik individu yang golongan retardasi,
diantaranya yaitu:
1. Borderline
(IQ 68-83)
Kekurangan individu ada golongan ini
pada umumnya tampak pada proses belajar lisan dan tidak ada pada performasi
motorik. Kebanyakan mereka juga mempu menyesuaikan diri dengan baik di
masyarakat.
2. Retardasi
mental ringan
Klassifikasi ini diberikan keada
orang dewasa dengan tingkat intelektual setara 8-11 tahun. Bila dilihat dari
penyesuaian sosial mereka masih tampak normal akan tetapi mereka tidak punya
daya imajinasi dan daya pertimbangan sebagimana seharusnya dimiliki oleh orang
dewasa.
3. Retardasi mental
menengah (IQ 36-51)
Intelektualnya tidak berkembang
melebihi tingkat berusia 40-7 tahun. Mereka mengalami kesulitan dalam
memelajari sesuatu baik mempelajari kecakapan dasar maupun keterampilab khusus,
imajinasi sangat terbatas. Secara fisik cara dan koordinasi gerak motoriknya
buruk sehingga tampak kakau dalam melakukan segala sesuatu.
4.
Retardasi berat (IQ 20-35)
Hidup mereka
sangat tergantung ada orang lain. Mengalami hambatan dalam perkembangan
kemampuan gerak dan bicara serta mengalami cacat indera.
5.
Retardasi mental parah
Kemampuan
sangat terbats dalam menyesuaikan diri dan tidak mampu untuk dilatih melakukan
hal-hal yang sangat sederhana. Kemampuan berbicara tidak berkembang dan sulit
berkomunikasi.
Dalam hal
ini pemahaman tentang penggolongan IQ akan membantu guru dalam menerapkan
pendidikan. Anak yang berada pada IQ superior maupun retardasi mental
sama-sama menimbulkan masalah, sehingga perlu memberikan pendidikan
secara khusus keada mereka. Maka dari itu seorang guru harus mampu memahami
situasi dan kondisi anak, seperti halnya harus mampu memahami karakteristik
belajar anak yang inteligensinya tinggi dan rendah, agar dalam proses belajar
mengajar daat berjalan efektif.
2.
Gaya Belajar
Gaya belajar adalah variasi atau cara
yang dimiliki seseorang untuk mengakumulasi serta mengasimilasi informasi. Pada
dasarnya, gaya belajar adalah metode yang terbaik memungkinkan peserta didik
dalam mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan secara spesifik. Setiap individu
memungkinkan untuk memiliki satu macam gaya belajar atau dapat memiliki
kombinasi dari gaya belajar yang berbeda.
Gaya
belajar dapat dikelompokkan berdasarkan kemudahan dalam menyerap informasi
(perceptual modality), cara memproses informasi (information processing), dan
karakteristik dasar kepribadian (personality pattern). Pengelompokan
berdasarkan perceptual modality didasarkan pada reaksi individu terhadap
lingkungan fisik dan cara individu menyerap data secara lebih efisien.
Pengelompokan berdasarkan information processing didasarkan pada cara individu
merasa, memikirkan, memecahkan masalah, dan mengingat informasi. Sedangkan
pengelompokan berdasarkan personality pattern didasarkan pada perhatian, emosi,
dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu.
DePorter dan Hernacki (1999) mengemukakan tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi
(perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya belajar visual
(belajar dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar), dan
kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh). Setiap
individu menggunakan semua indera dalam menyerap informasi. Tetapi, secara
umum, individu mempunyai kecenderungan lebih kuat pada salah satu gaya belajar.
Sebagian individu mudah menangkap informasi dalam bentuk visual, sebagian yang
lain menyukai informasi bentuk verbal dan sebagian yang lain lebih nyaman dengan
cara aktif dan interaktif.
Berikut jenis-jenis gaya belajar yang dikemukakan oleh DePorter dan
Hernacki (1999) :
1.
Gaya Belajar
Visual
Individu
yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang melihat apa yang
sedang dipelajari. Gambar atau visualisasi
akan membantu mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih memahami ide
atau informasi dari pada ide atau informasi tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan.
Apabila seseorang menjelaskan sesuatu kepada orang yang memiliki kecenderungan
gaya belajar visual, mereka akan menciptakan gambaran mental tentang apa yang
dijelaskan oleh orang tersebut.
2. Gaya Belajar Auditorial
Individu yang
cenderung memiliki gaya belajar auditorial kemungkinan akan belajar lebih baik
dengan mendengarkan. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang
disampaikan orang lain.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Individu yang
memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar lebih baik apabila
terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan belajar sangat baik
apabila mereka dilibatkan secara fisik dalam poembelajaran. Mereka akan
berhasil dalam belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk memanipulasi
media untuk mempelajari informasi baru.
Gaya belajar dapat dikelompokkan atas dua elemen yang mempengaruhinya.
Pertama gaya belajar independen dan gaya belajar tergantung, yaitu :
1. Gaya belajar independen membutuhkan suasana
yang terang dan tidak mau diganggu suara sedikitpun
2. Gaya belajar tergantung perlu ditemani
dengan suara tertentu, misalnya radio atau mendengarkan musik ketika belajar.
3.
Gaya Berpikir
Gaya berpikir merupakan cara yang dipilih seseorang untuk
menggunakan kemampuannya. Gaya berpikir
dapat digolongkan atas gaya impulsif cenderung spontan, cepat dan menggunakan lebih
banyak waktu untuk merespon suatu jawaban. Reflektif lebih mementingkan mengingat informasi
yang tersetruktur,membaca dengan memahami teks dan memecahkan problema serta
membuat keputusan. Gaya mendalam dan dangkal berhubungan dengan kemampuan dan kemauan
individu mempelajari materi pelajaran dengan suatu cara yang membantu mereka
memahami makna materi (gaya mendalam) atau sekedar mencari apa-apa saja yang
perlu dipelajari (gaya dangkal).
4. Gaya Perilaku (tempramen)
Tempramen adalah gaya perilaku seseorang
dan cara khasnya dalam member tanggapan. Berdasarkan gaya ini individu dapat
dikategorikan atas :
1.
Gaya perilaku yang mudah pada umumnya memiliki
mood positif, cepat membagun rutinitas dan mudah beradaptasi denga pengalaman
baru
2.
Gaya perilaku sulit yaitu cenderung bereaksi
negative, agresif, kurang control diri dan lambandalam menerima pengalaman baru
3.
Gaya perilaku lamban yaitu yang biasanya
beraktivitas lamban, agak negative, menunjukkan kelambanan dalam beradaptasi
dan intensitas mood yang rendah.
Strategi yang dapat dipilik pendidik dalam
berhubungan dengan tempramen murid (Sanson dan Rothbard, 1995) yaitu :
1.
Beri perhatian dan penghargaan pada peserta
didik
2.
Perhatikan struktur lingkungan peserta didik
3.
Waspada terhadap masalah yang akan muncul
apabila member cap “sulit” bagi peserta didik dan menyusun paket program untuk
anak sulit.
Gaya berpikir dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
1.
Pikiran sekunsial konkret mendasarkan diri pada
realitas.
2.
Pikiran acak konkret suka bereksperimen
3.
Pikiran acak abstrak mengatur informasi melalui
refleksi
4.
Pemikiran sekuensial abstrak suka dengan teori
dan pikiran abstrak.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Setiap orang memiliki karakteristik yang khas dalam belajar. Kekhasan
tersebut juga dapat dilihat dari berbagai dimensi salah satunya adalah
intelegensi. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi akan tampil dalam
kemampuan menangkap informasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.
Berbeda dengan yang intelegensinya di bawah rata-rata akan mengalami kesulitan
dalam menangkap informasi yang sulit dan kompleks. Kecerdasan atau kecakapan
seseorang dalam belajar dipengaruhi juga dengan kualitas multtriple intelgences
yang dimilikinya. Dapat saja seseorang menonjol dalam kecerdasan bahasa, seni
rupa, interpersonal, music, sains, kinestetik, logika matematika, dan
intrapersonal.
Selain
kecerdasan gaya belajar dan gaya berpikir juga mempengaruhi cara individu dalam
belajar. Gaya belajar meliputi kecenderungan seseorang dalam memasuki
indormasi. Gaya tersebut antara lain visual, auditori dan kinestetik. Mengacu
pada elemen yang mempengaruhi gaya belajar ada peserta didik yang memiliki cara
belajar mandiri dan tergantung. Gaya belajar tergantung lebih menyenangi
lingkungan belajar yang tenag dan tertib, sedangkan gaya belajar yang
tergantung memerlukan lingkungan belajar dalam bentuk fisik, psikologis,
emosional dan social. Gaya berpikir seperti gaya implusif, mendalam dan dangkal
merupakan karakteristik individu yang memepengaruhi proses belajar seseorang.
DAFTAR
PUSTAKA
Milfayetty, Sri, dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan
: Unimed Press
Nurani,
Yuliani, dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UNJ.
Syamsudin
Makmun, Abin. 2002. Psikologi Kependidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Taufik,
Ridwan. 2006. Profesi Kependidikan. Bekasi : STAI Bani
Saleh.
Ariesta Kartika Sari. 2014. Analisis
Karakteristik Gaya Belajar VAK (Visual, Auditorial, Kinestetik) Mahasiswa
Pendidikan Informatika Angkatan 2014. Madura : Jurnal Ilmiah Edutic. Vol. 1
No. 1 2407-4489
Saffa. 2014. Karakteristik Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013.Samarinda : Jurnal Dinamika Ilmu. Vol. 14 No. 1
Wartini, Asmidir dan Zikra. 2013. Karakteristik
Belajar Siswa Terisolir. Padang : Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 2 No. 1
131-135
Tidak ada komentar:
Posting Komentar