GEJALA-GEJALA
JIWA YANG TERJADI PADA MANUSIA
Untuk
memenuhi tugas matakuliah Pengantar Psikologi
yang
dibina oleh Dra. Rosdiana,
M.P.d.
Disusun
oleh :
IRA NATASYA TARIGAN
1153371013
(Kelas
Ekstensi A)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang proses mental dan perilaku. Perilaku dari manusia, berikut
pula perilaku dari peserta didik atau siswa akan mudah difahami apabila kita memahami proses
mentalnya. Proses mental inilah yang sering disebut dengan gejala-gejala jiwa.
Mengingat pentingnya pemahaman
tentang proses mental atau gejala jiwa dalam belajar, kita sebagai pendidik
sudah semestinya memahami dan menerapkan pemahaman tentang proses mental
terhadap perserta didik kita. Kita juga perlu untuk memahami aktivitas dan
proses mental atau gejala jiwa manusia termasuk peserta didik khususnya dalam
proses pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa
definisi dari Psikologi Pendidikan?
2.
Apakah
yang dimaksud dengan gejala-gejala jiwa?
3.
Apa saja
macam dan karakteristik dari gejala jiwa tersebut?
C.
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka,
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Memahami
definisi dari psikologi pendidikan
2.
Mengetahui
hakikat dari gejala-gejala jiwa
3.
Mengatahui
macam dan karakteristik dari proses mental atau gejala jiwa tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Psikologi Pendidikan
1.
Definisi Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani berupa Psychology
yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche yang mempunyai arti jiwa, dan logos yang mempunyai arti pembahasan
atau ilmu.
Istilah psyche atau jiwa masih belum dapat didefinisikan secara jelas,
karena jiwa merupakan objek bersifat abstrak dan tidak dapat dilihat, tatepi
meskipun begitu diyakini keberadaannya, istilah jiwa dalam beberapa dasawarsa
ini telah berganti menjadi psikis.
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia
Jilid 13 (1990) dinyatakan bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat
dilihat secara langsung. Dakir (1993) menyatakan bahwa psikologi membahas tingkah
laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Muhibbin Syah (2001)
menyimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok,
dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku
yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan
dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir,
berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan
lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun
tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
2.
Definisi Pendidikan
Pendidikan berasal dari
kata didik, mendidik berarti
memelihara dan membentuk latihan. Dalam kamus besar Bahasa Indoneia (1991)
Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan
Poerbakawatja dan Harahap dalam
Muhibbin Syah (2001) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha secara sengaja
dari orang dewasa untuk meningkatkan
kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya.
Dari definisi-definisi tersebut diatas
dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan
secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara
individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
3.
Definisi Psikologi Pendidikan
Whiterington (1978) mendefinisikan
psikologi pendidikan sebagai studi sistematis tentang proses-proses dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Sumadi Suryabrata (1984)
mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai pengetahuan psikologi mengenai anak
didik dalam situasi pendidikan.
Elliot dkk.(1999) menyatakan bahwa psikologi pendidikan
merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar,
motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.
Dari beberapa
definisi yang telah disampaikan, dapat didsimpulkan bahwa psikologi pendidikan
adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia
pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan sifat dan
pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan pelatihan.
B. Pengertian Gejala Jiwa
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, psikologi
merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan perilaku pada manusia.
Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita juga memahami proses
mental yang mendasari perilaku tersebut. Demikian juga kita akan lebih mudah
memahami perilaku siswa jika kita memahami proses mental yang mendasari
perilaku siswa tersebut Mengingat pentingnya pemahaman tentang proses mental
tersebut, maka dalam bab ini akan dijelaskan beberapa akfivitas atau proses
mental yang umum terjadi pada manusia, khususnya yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar. Proses mental juga sering disebut dengan gejala jiwa.
C. Macam-Macam
Gejala-Gejala Jiwa dan Karakteristiknya
1.
GEJALA JIWA
KOGNISI (PENGENALAN)
Istilah cognitive berasal dari
kata cognition yang mempunyai padanan
kata atau sinonim knowing yang
mempunyai arti mengetahui. Dalam arti luas, cognition
(kognisi) merupakan pemerolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dala
perkembangannya istilah kognisi berkembang menjadi suatu ranah psikologis
manusia yang meliputi setiap peilaku
mental yang berhubungan dengan
pemahaman, pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Gejala kognisi meliputi:
a.
Pengamatan
Pengamatan merupakan proses mengenal segala sesuatu yang ada
disekitar kita dengan menggunakan alat indera. Panca indera dimilik oleh baik
manusia maupun hewan. Namun manusia dianugerahi akal yang menjadikan manusia
berbeda dengan makhluk Tuhan yang lainnya.
Proses dalam pengamatan adalah
sebagai berikut:
1)
Harus ada
perhatian yang ditujukan kepada perangsang
2)
Ada perangsang
yang mengenai alat indera kita
3)
Ada alat indera
syang menangkap perangsang
4)
Ada urat syaraf
yang membawa perangsang ke otak
5)
Ada otak yang
menyadarinya.
b.
Tanggapan
Tanggapan
sebagai salah satu
fungsi jiwa yang
pokok, dapat diartikan sebagai
gambaran ingatan dari
pengamatan, ketika objek
yang diamati tidak lagi berada
dalam ruang dam
waktu pengamatan. Jadi,
jika proses pengamatan sudah
berhenti, dan hanya
tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut
tanggapan.
Tanggapan disebut “laten” (tersembunyi,
belum terungkap), apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar, atau tidak
kita sadari, dan suatu saat bisa
disadarkan kembali. Sedang
tanggapan disebut “aktual”,
apabila tanggapan tersebut kita sadari.
Perbedaan antara tanggapan dan
pengamatan:
1)
Pengamatan
terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak terikat waktu dan
tempat.
2)
Objek
pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail
dan kabur.
3)
Pengamatan
memerlukan perangsang, sedang pada tanggapan tidak perlu ada rangsangan.
4)
Pengmatan
bersifat sensoris, sedang pada tanggapan bersifat imaginer.
c.
Fantasi
Fantasi adalah
daya jiwa untuk
membentuk atau mencipta tanggapan-tanggapan baru
dengan bantuan tanggapan yang
sudah ada,
Jenis-jenis fantasi adalah sebagai
berikut:
1)
Fantasi
Mencipta
Fantasi yang
terjadi atas inisiatif
atau kehendak sendiri,
tanpa bantuan orang lain atau
jenis fantasi yang
mampu menciptakan hal-hal baru. Fantasi macam ini biasanya
lebih banyak dimilki oleh para seniman, anak-anak, dan para ilmuwan.
2)
Fantasi
Tuntunan atau Terpimpin
Fantasi yang
terjadi dengan bantuan pimpinan atau tuntunan orang lain. Dalam
hal ini misalnya
kalau kita sedang
membaca buku, kita mengikuti pengarang buku itu dalam
ceritanya.
Fungsi Pokok Fantasi adalah sebagai berikut:
a)
Fantasi
mengh-abstrahir (mengabstraksi)
Fantasi
dengan menyaring atau memisahkan sifat-sifat tertentu dari tanggapan yang sudah
ada. Misalnya anak yang
belum pernah melihat gurun
pasir, maka dalam
berfantasi, dibayangkan dengan
seperti lapangan tanpa pohon-pohon
disekitarnya dan tanahnya
malulu pasir semua bukan rumput.
b)
Fantasi
Mengkombinir
Fantasi dengan mengabungkan dua atau
lebih tanggapan-tanggapan yang
sudah ada, disusun
menjadi satu tanggapan
baru. Misalnya: Tanggapan badan singa + kepala manusia
= Spinx di kota Mesir
c)
Fantasi
Mendeterninir
Fantasi
dimana tanggapan lama
dilengkapi, disempurnakan dan mendapatkan ketentuan
yang lebih jelas
dan terbatas sehingga
tercipta tanggapan baru
d.
Daya
Ingatan
Ingatan
(memory) ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi
kesan-kesan.
Sifat Daya ingatan
itu tidak sama
pada tiap orang,
oleh karena itu, sifat daya
ingatan dibedakan menjadi:
1)
Ingatan yang
mudah dan cepat:
orang yang memiliki
daya ingatan inidnegan cepat dan
mudah menyimpan dan mencamkan kesan-kesan.
2)
Ingatan yang
luas dan teguh: sekaligus seseorang dapat menerima banyak
kesan dan dalam daerah yang luas
3)
Ingatan yang
setia: kesan yang telah diterimanya itu tetapi tidak berubah, tetap sebagimana waktu
menerimanya.
4)
Ingatan yang
patuh: kesan-kesan yang
telah dicamkan dan
disimpan itu dengan cepat dapat
direprodusir
e.
Berfikir
Ialah hasil
proses berfikir yang
merangkum sebagian dari kenyataan yang
dinyatakan dengan satu
perkataan. Dalam hal
ini misalnya pengertian “sepeda” merangkum segala jenis sepeda yang kita
ketahui, dan kita
menyatakannya dengan satu
perkataan yaitu “sepeda”.
Dalam berfikir,
seseorang menghubungkan pengertian
satu dengan pengertian
lainnya dalam rangka
mendapatkan pemecahan persoalan
yang dihadapi. Dalam pemecahan
persoalan, individu membeda-bedakan, mempersatukan dan
berusaha menjawab pertanyaan,
mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana dan lain sebagainya. Hal-hal yang berhubungan dengan
berfikir adalah:
a.
Pengertian
b.
Keputusan
c.
Kesimpulan
f.
Intelegensi
Intelligensi ialah
kesanggupan rohani untuk
menyesuaikan diri kepada
situasi yang baru dengan menggunakan
berfikir menurut tujuannya.
Seseorang dapat dikatakan berbuat
intelligen kalau dalam
situasi tertentu, ia
dapat berbuat dengan cara-cara
yang tepat. Artinya,
ia dapat memecahkan
kesulitan-kesulitan,
soal-soal yang terdapat
dalam situasi itu.
Dengan kata lain,
ia dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang baru itu.
2. GEJALA JIWA KONASI (KEMAUAN)
Kemauan
merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai
aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan
suatu tujuan. Tujuan
adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan
kemampuan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan yang harus diartikan dalam
suatu hubungan. Misalnya, seseorang yang memiliki suatu benda, maka tujuannya
bukan pada bendanya, akan tetapi pada mempunyai benda itu”, yaitu berada dalam
relasi (hubungan), milik atas benda itu. Seseorang yang mempunyai tujuan untuk
menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun
mungkin juga sambil bekerja. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan
dengan kehendak dan hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat
mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar
sebagai gerak-gerik. Gejala Konasi terbagi atas:
a. Dorongan
b. Keinginan
c. Hasrat
d. Kecenderungan
e. Hawa nafsu
f. Kemauan
Pribadi
memberikan corak dan menentukan, sesudah
memilih dan mengambil keputusan.
Perbuatan memilih dan
mengambil keputusan ini disebut dengan keputusan kata hati.
3. GEJALA JIWA EMOSI (PERASAAN)
Perasaan termasuk
gejala jiwa yang
dimiliki oleh semua
orang dan tingkatannya tidak
sama. Perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian, perasaan
sering juga berhubungan dengan gejala mengenal.Jenis-jenis
Emosi (perasaan) adalah sebagai berikut:
1.
Perasaan-perasaan jasmaniyah:
jenis perasaan ini sering pula
disebut perasaan tingkat rendah yang terbagi sebagai berikut:
1)
Perasaan sensoris:
yaitu perasaan yang
berhubungan dengan stimulus terhadap indra,
misalnya: dingin, hangat, pahit, asam dan sebagainya.
2)
Perasaan vital:
yaitu perasaan yang
berhubungan dengan kondisi jasmani pada
umumnya, misalnya lelah,
lesu, lemah, segar,
sehat dan sebagainya.
2.
Perasaan-perasaan rohaniah:
sering pula disebut
sebagai perasaan luhur (tingkat tinggi), yang terdiri dari:
1)
Perasaan intelektual:
yaitu perasaan yang
berhubungan dengan kesanggupan
intelektual dalam mengatasi suatu masalah, misalnya: senang atau
puas ketikaberhasil (perasaan
intelektual positif), kecewa atau
jengkel ketika gagal (perasaan intelektual negatif).
2)
Perasaan kesusilaan
(etis): yaitu perasaan
yang berhubungan dengan baik-buruk
atau norma, misalnya:
puas ketika mampu melakukan hal
yang baik, atau
menyesal ketika melakukan
hal yang tidak baik.
3)
Perasaan estetis
(keindahan); yaitu perasaan yang
berhubungan dengan penghayatan dan
apresiasi tentang sesuatu
yang indah tau tidak indah. Perasaan ini timbul jika
seseorang mengamati sesuatu yang
indah atau yang
jelek. Yang indah
menimbulkan perasaan positif,
yang jelek menimbulkan perasaan yang negatif.
4)
Perasaan sosial
(kemasyarakatan): yaitu perasaan
yang cenderung untuk mengikatkan
diri dengan orang-orang
lain, misalnya: perasaan cinta
sesama manusia, rasa ingin bergaul, ingin menolong, rasa simpati atau setia
kawan dan sebagainya.
5)
Perasaan harga diri:
yaitu perasaan yang
berhubungan dengan
penghargaan diri seseorang,
misalnya: rasa senang,
puas, dan bangga akibat
adanya pengakuan dan penghargaan
dari orang lain atau sebaliknya.
6)
Perasaan ketuhanan
(religius): yaitu perasaan
yang berkaitan dengan kekuasaan
dan eksistensi dari
Tuhan. Manusia merupakan satu-satunya yang dianugrahkan
perasaan ini oleh Tuhan. Perasaan ini digolongkan pada peristiwa psikis yang
paling luhur dan mulia. Menurut
pandangan filsafat ketuhanan
(theologi) menusia disebut “homo divinans” yaitu manusia
senantiasa memilki kepercayaan terhadap Tuhan dan hal-hal yang bersifat gaib.
4.
GEJALA JIWA CAMPURAN
Gejala
campuran meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan.
a. Perhatian
Dalam
istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh
organisme dan kesadaran seseorang.Perhatian
ialah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan
sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain daripada itu.Perhatian
adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan
fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.Perhatian juga
adalah merupakan penyeleksian terhadap stimuli yang ditermia oleh individu yang
bersangkutan.
Menurut Dr. Aryan Ardhana, perhatian
adalah suatu kegiatan jiwa. Perhatian dapat didefinisikan sebagai proses
pemusatan phase-phase atau unsur-unsur pengalaman dan mengabaikan yang lainnya.
Sedang menurut Drs. Dakir, perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran
dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik di dalam maupun di luar diri
kita.
. Faktor yang mempengaruhi perhatian :
˗
Pembawaan
˗
Latihan dan kebiasaan
˗
Kebutuhan
˗
Keadaan jasmani
˗
Suasana jiwa
˗
Suasana di sekitar
˗
Kuat atau tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri
b. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh atas jiwa
atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan dan pikirannya
terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui apa yang di kehendaki dari
padanya. Cara untuk menyugesti :
- Dengan membujuk
- Dengan memuji
- Dengan menakut – nakuti
- Dengan menunjukan kekurangan atau
kelebihan
c. Kelelahan
Kelelahan adalah gejala berkurangnya
manusia untuk melakukan sesuatu. Sebab-sebab terjadinya kelelahan:
1)
Kelelahan
disebabkan oleh pekerjaan jasmani. Misalnya, olahraga.
2)
Kelelahan
disebabkan oleh pekerjaan jiwa. Misalnya, memikirkan masalah yang sulit/pelik.
Macam-macam
kelelahan:
1)
Kelelahan
jasmani
2)
Kelelahan
Rohani
Hubungan
kelelahan jasmani dan rohani yaitu pekerjaan jasmani dapat menimbulkan kelelahan
jasmani pun dapat menimbulkan kelelahan rohani
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa psikologi
pendidikan adalah suatu penerapan dari ilmu psikologi yang diterapkan dalam
dunia pendidikan. Dalam psikologi pendidikan ini dibahas tentang pengubahan
sifat dan pendewasaan manusia melalui proses pembelajaran dan palatihan.
Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari proses mental dan
perilaku pada manusia. Perilaku manusia akan lebih mudah dipahami jika kita
juga memahami proses mental yang mendasari perilaku tersebut. Macam-macam
gejala jiwa adalah sebagai berikut:
1.
Gejala
kognisi (pengenalan), yang meliputi pengamatan, tanggapan, fantasi, daya ingat, berfikir dan fantasi
2.
Gejala
Konasi (kemauan), terbagi atas dorongan, keinginan, hasrat, kecenderungan, hawa
nafsu, dan kemauan
3.
Gejala
Emosi (perasaan), meliputi perasaan-perasaan jasamaniah dan perasaan-perasaan
rohaniah
4.
Gejala campuran, meliputi Perhatian, Sugesti, dan kelelahan
B. Saran
Sebagai pendidik, hendaknya kita
dapat memahami tentang peranan psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran.
Terlebih juga memahai tentang gejala-gejala jiwa yang terjadi pada manusia.
Gejala-jiwa atau proses mental
sangat perlu difahami oleh pendidik, hal ini dimaksudkan agar lebih dapat
memahami proses mental yang dialami oleh peserta didik, agar kita dapat
menerapkan tindakan apa yang akan kita lakukan apabila dihadapkan dalam suatu masalah
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sujanto, Psikologi
Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Borba,
Michele (2008), Membangun kecerdasan
Moral, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Goleman,
Daniel (2007), Social Intelligence:
Ilmu Baru tentang Hubungan Antar Manusia, PT Gramedia Pustaka Umum: Jakarta
Rita L. Atkinson, dkk. 1983.Introduction tp
Psychology. Erlangga. Jakarta.
Sarwono,
Sarlito. 2002. Psikologi sosial individu
dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Sobur,
Alex, Drs. 203. Psikology Umum. Cet. II. Pustaka Setia;
Bandung, April.
Tri
Dayaksini & Hudaniah (2003). Psikologi
Sosial. UMM Press. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar