Bangtan Sonyeondan

Bangtan Sonyeondan

Selasa, 15 Mei 2018

bahasa indonesia : penulisan penutup,penulisan kutipan,penulisan daftar rujukan dan revisi

BAHASA INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
                                    Ira Natasya Tarigan                         1153371013
                                    James Try Boy Hutabarat                1153371018
                                    Julvan Antonius Purba                    1153371024
EKSTENSI A PLS 2015

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas bahasa indonesia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah yang berjudul “penulisan penutup,penulisan kutipan,penulisan daftar rujukan dan revisi”.
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak terutama kepada dosen yang mengajar yang telah memberikan bimbingan,motivasi dan saran-saran kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,khususnya kepada :
1.      Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada para mahasiswa UNIMED.
2.      Ibu Dra. Rosdiana,M.Pd. selaku ketua jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
3.      Bapak Dr. Sudirman, SE., M.Pd. selaku sekertaris jurusan pendidikan luar sekolah.
4.      Seluruh dosen jurusan pendidikan luar sekolah, universitas negeri medan yang telah memberikan pendidikan, pengalaman dan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
5.      teman-teman yang sudah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami ucapkan terima kasih.
Medan,  April 2018

Kelompok 12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….........................                        i
KATA PENGANTAR……………………………………………...........................                        ii
DAFTAR ISI………………………………………………………..........................                        iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………........................................... .           1
A. Latar Belakang………………………………………………….......................... .           1
B. Rumusan Masalah………………………………………….................................             1
C. Tujuan Penulisan………………………………………….................................               1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..........................                        2
A. Penulisan Penutup …………………………………………............................                 2
B. enumerasi …………………………………………..........................................                3
C. penulisan kutipan…………………………………………...............................                3
D. penulisan daftar rujukan…………………………………………...................                 6
E. revisi ...............................………………………………………...................                    7
BAB III PENUTUP………………………………………….................................             8
A. Kesimpulan…………………………………………...........................................             8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..............................                        9



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran. Simpulan merupakan gambaran ringkas hasil pembahasan. Ini berarti bahwa simpulan merupakan pernyataan-pernyataan umum yang diturunkan dari uraian setiap butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan. Lalu, simpulan adalah jawaban masalah atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah.
Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau meenyelesaikan masalah yang berkait dengan hasil pembahasan. Saran ditulis berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan. Ini berarti bahwa saran yang tidak berkait dengan hasil pembahasan, tidak ditulis pada bagian ini. Rumusan kalimat saran biasanya ditandai dengan penggunaan kata hendaknya, harus, sebaliknya, dan sebagainya.
Selain itu, tata cara penomoran itu menyangkut penentuan cara mengurai bagian pembahasan. Penulis hatus menentukan apakah butir-butir pembicaraan bagian pembahasan ditunjukkan dengan penomoran atau ditunjukkan dengan menggunakan unsur bahasa sebagai penanda seperti kata pertama, kedua, ketiga, lebih lanjut, akhirnya, sebaliknya, dan sebagainya
Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan, biasanya digunakan untuk menguraikan fenomena, pentingnya masalah,teori atau pandangan yang digunakan, dan istilah khusus. Lalu, dalam penulisan pembahasan kutipad digunakan untuk mendukung argumen dan opini penulis dalam membahas masalah.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian enumerasi ?
2.      Bagaimana penulisan kutipan ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu enumerasi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana penulisan kutipan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Penulisan Penutup

Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran. Simpulan merupakan gambaran ringkas hasil pembahasan. Ini berarti bahwa simpulan merupakan pernyataan-pernyataan umum yang diturunkan dari uraian setiap butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan. Lalu, simpulan adalah jawaban masalah atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah.
            Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau meenyelesaikan masalah yang berkait dengan hasil pembahasan. Saran adalah permintaan atau anjuran yang mungkin atau praktis dilakukan.
Simpulan dapat ditulis dengan dua cara. Pertama, simpulan ditulis dengan menulis pernyataan-pernyataan umum yang ditarik dari setiap dari setiap uraian butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan dengan suatu sistem penomoran. Kedua, simpulan ditulis dengan merumuskan hasil pembahasan yang berkait dengan masalah yang digarap secara ringkas dan cermat dalam suatu paragraf atau lebih. Pernyataan-pernyataan dalam simpulan harus obobjektif. Oleh karena itu, modalitas dan ajektiva yang dapat menyebabkan kesubjektifan pernyataan seperti mungkin, pasti, barangkali, kiranya, tampaknya, sekuat-kuatnya, tinggi sekali, sangat besar, dan sebagainya, dihindari.
Saran ditulis berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan. Ini berarti bahwa saran yang tidak berkait dengan hasil pembahasan, tidak ditulis pada bagian ini. Rumusan kalimat saran biasanya ditandai dengan penggunaan kata hendaknya, harus, sebaliknya, dan sebagainya.






B.     Enumerasi

Enumerasi adalah tata cara penomoran butir-butir prmbicaraan dalam penulisan makalah. Tata cara penomoran ada bermacam-macam. Tata cara penomoran dalam penulisan makalah menyangkut penentuan tanda untuk menunjukkan urutan butir-butir pembicaraan. Lalu tanda itu bermacam-macam, antara lain angka (angka Arab atau angka Romawi) huruf ( huruf kapital dan huruf kecil), besarnya huruf kapital (harus lebih kecil daripada huruf kapital yang digunakan untuk penulisan judul), dan sebagainya.
Selain itu, tata cara penomoran itu menyangkut penentuan cara mengurai bagian pembahasan. Penulis hatus menentukan apakah butir-butir pembicaraan bagian pembahasan ditunjukkan dengan penomoran atau ditunjukkan dengan menggunakan unsur bahasa sebagai penanda seperti kata pertama, kedua, ketiga, lebih lanjut, akhirnya, sebaliknya, dan sebagainya.

C.    Penulisan Kutipan
Kutipan adalah fakta, ide, opini, atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk mendukung atau memperjelas argumen,posisi, atau opini penulis dalam suatu karya ilmiah. Ini berarti bahwa semua kutipan, baik berupa fakta, ide, opini maupun pernyataan, yang terdapat dalam suatu karya ilmiah, bukan milik penulis itu sendiri.
Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan, biasanya digunakan untuk menguraikan fenomena, pentingnya masalah,teori atau pandangan yang digunakan, dan istilah khusus. Lalu, dalam penulisan pembahasan kutipad digunakan untuk mendukung argumen dan opini penulis dalam membahas masalah.
Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan makalah, diberi tanda dengan nama keluarga pengarang, tahun terbit sumber kutipan, dan nomor urut halaman sumber kutipan itu (ada juga penulis makalah yang tidak memberi tanda nomor urut halaman ini). Pemberian tanda itu bertujuan agar pembaca dapat mengidentifikasi mana pengetahuan umum dan opini penulis dan mana fakta, ide, opini, atau pernyataan yang bersumber dari penulis lain dalam makalah yang dihasilkan. Lagi pula, dengan memperhatikan tanda itu, pembaca dapat melacak sumber kutipan, itu pada daftar rujukan, dan kalau nomor halamannya ikut dijadikan sebagai tanda, pembaca dapat melacak tempat kutipan itu dalam buku sumbernya dengan mudah. Pencantuman ide, opini atau pernyataan penulis lain dalam penulisan makalah tanpa meyatakan sumber atau rujukannya adalah kesalahan besar dan penulisnya dapat dituduh sebagai pelaku plagiat atau penjiplakan.
Ada beberapa kata tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan, antara lain menyatakan, menerangkan, mengemukakan, berpendapat, melaporkan, menyarankan, dan sebagainya. Bila penulis menilai bahwa kutipan itu merupakan suatu pernyataan penulis buku sumber, maka kata yang digunakan adalah menyatakan. Kata menerangkan dan mengemukakan biasa digunakan apabila kutipan ini merupakan uraian ekspositoris. Bila kutipan ini dinilai sebagai opini penulis buku sumber, kata berpendapat dapat digunakan. Lalu, kalau kutipan itu hasil penelitian yang dilaporkan peneliti, kata melaporkan dapat digunakan. Kemudian, kata menyarankan digunakan apabila kutipan ini merupakan saran dari penulisnya.
Untuk memperjelas informasi di atas, berikut ini diberikan contoh penulisan kutipan.
a)      Danim(2006:139) menyatakan, “kemampuan sekolah di bidang penganggaran hanya salah satu aspek dari persoalan manajemen pendidikan dan pelatihan kita, termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan”
b)      Jefkins (1996) berpendapat, “surat kabar tidak harus mewakili kelas,politik, agama, etnis dan bahasa, akan tetapi majalah biasanya mewakili tiap-tiap minat khusus tertentu”
Kalau penulis sebuah sumber kutipan dua orang, kedua nama keluarga penulis ikut sebagai tanda. Akan tetapi, kalau penulisnya lebih dari dua orang, yang ikut sebagai tanda kutipan, hanya nama keluarga penulis pertama dengan diikuti simgkatan dkk, yang kepanjangannya dan kawan-kawan.
Perhatikan contoh dibawah ini.
a)        Jones dan Salisbury (1989:25) menyatakan, “kebutuhan dan harapan masyarakat akan mutu pelayanan pendidikan yang baik tampaknya menjadi faktor pemicu utama inovasi manajemen pendidikan”
b)        Saylor, dkk (1981:98) menyatakan, “pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan”
Penulisan sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks, dapat dibagi atas dua bentuk, yakni bentuk integral dan nonintegral. Penulisan sumber kutipan dikatakan berbentuk integral apabila nama penulis yang pendapat atau idenya dikutip menyatu dengan teks. Sedangkan penulisan kutipan yang berbentuk nonintegral adalah penulisan kutipan yang penulisnya tidak menyatu dengan teksnya.
Perhatikan contoh yang dibawah ini.
Kutipan integral:
a)      Efendy (1997 : 32) menyatakan, “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen mencapai suatu tujuan.”
b)      Strategi diartikan Effendy (1997) dengan perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.
Kutipan nonintegral:
a)      Dalam suatu komunitas, pelanggaran terhadap cita rasa yang baik dapat membangkitkan emosi yang lebih besar dibanding suatu pelanggaran terhadap kecerdasan (Rivers dan Mathewa, 1994 : 90).
b)      Usaha periklanan bisa ditunjang oleh kegiatan humas (Jefkins, 1996).

Sewaktu mencari data (fakta, ide, opini atau pernyataan) yang relevan untuk penulisan sebuah makalah dalam sebuah buku rujukan (buku acuan), kita sering menemukan kutipan yang relevan. Lalu, karena kita ingin mendapatkan buku rujukan kutipan itu, kita melacaknya pada daftar rujukannya. Tentunya, dapatlah kita ketahui nama pengarangnya dan judul buku beserta tahun terbit, penerbit dan kota tempat penerbitanya.




D.  Penulisan Daftar Rujukan
Ada dua istilah yang dapat dipakai untuk menamai bagian karya tulis, tempat sejumlah rujukan didaftarkan, yaitu daftar pustaka dan daftar rujukan. Kedua istilah itu mempunyai konsep yang berbeda. Daftar pustaka (bibliografi) adalah sejumlah rujukan yang menjadi sumber kutipan dan yang memmmberi dukungan secara tidak langsung (tidak dikutip). Sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tulis.
Bagaimana menulis daftar rujukan? Pedomanilah petunjuk penulisan daftar rujukan yang di bawah ini.
1)            Nama penulis ditulis tanpa gelar.
2)            Identitas setiap buku rujukan diketik satu spasi dan jarak dua spasi untuk identitas buku berikutnya.
3)            Buku-buku rujukan didaftarkan secara alpabetis dan tidak diberi nomor urut.
4)            Urutan identitas setiap buku dalam penulisan dapat dijelaskan dapat dijelaskan sebagai berikut.
5)            Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku. Nama kota tempat penerbitan; nama penerbit. Dalam hal ini, judul buku harus digaris bawahi atau dicetak dengan huruf miring.
6)            Penulisan nama keluarga mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan dengan tanda koma.
7)            Bila buku ini ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan di antara kedua nama penulis
8)            Bila buku ini ditulis lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dengan menambahkan singkatan dkk, di belakangaya.

Untuk menjelaskan petunjuk ini. Berikut ini diberikan   contoh penulisan daftar rujukan. Perhatikanlah baik-baik.




DAFTAR RUJUKAN

Birn, R. 1993. Effective Use of Market Research. London: Kogan Page Roman, K. Dan Maas, Jane. 1992. The New how to Advertise. London: Kogan Page
Webb, J.R. 1993. Understanding  Designing Marketing Research. London: Hancourt Brave Jovanich

E.     Revisi
Jika konsep karya ilmiah sudah selesai, maka konsep perlu dibaca kembali. Mungkin konsep ini perlu direvisi, dikurangi atau kalau perlu diperluas. Sebenarnya revisi ini sudah juga dilakukan pada tahap penulisan berlangsung. Namun, setelah konsep tulisan selesai ditulis, revisi secara menyeluruh dilakukan sebelum ditulis atau diketik kembali.
Oleh karena itu, pada tahap ini penulis meneliti konsep atau naskah karya ilmiahnya secara menyeluruh tentang sistematika, ejaan, penggunaan bahasa ( pemilihan kata, kalimat, dan paragraf), kutipan rujukan, dan sebagainya. Jika semuanya telah memenuhi persyaratan, sudah selesailah karya ilmiah itu. Jika karya ilmiah itu jenis makalah, maka konsepnya sudah dapat diketik dan diajukan agar dapat dipublikasikan melalui media cetak, seminar, konvensi, diskusi panel dan sebagainya.













BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
                Dari uraian pembahasan diatas kita dapat mengetahui bagaimana tata cara penulisan kutipan, daftar pustaka, enumerasi. Pada dasaranya penulisan dari ketiganya memiliki aturan masing-masing. Seperti untuk dapat menuliskan kutipan kita harus terlebih dahulu menentukan jenis kutipannya apa langsung ataukah tidak langsung, lalu kita mencari tahu jenis artikel yang akan kita kutip dilihat dari redaksinya apakah pengarang satu atau lebih. Untuk penulisan daftar pustaka juga berbeda-beda tergantung jenis bahan pustaka seperti apa yang akan kita gunakan sebagai referensi, apakah buku, majalah, ataukah dari intenet masing-masing memiliki aturan. 





















DAFTAR PUSTAKA

Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nasucha, Yakub, dkk. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Media Perkasa.


Sabtu, 12 Mei 2018

profesi kependidikan : Peran Guru Bidang Studi dalam BK

PROFESI KEPENDIDIKAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
                                    Ira Natasya Tarigan                         1153371013
                                    Mario Jonathan Sihombing             1153371018
                                    Yola Maytria                                     1153371024
EKSTENSI A PLS 2015


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih  atas bantuan isi materi kepada Ibu/Bapak selaku dosen mata kuliah. Adapun makalah ini tentang Peran Guru Bidang Studi dalam Bimbingan Konseling .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




                                                                                                Medan, 13 Mei 2018



                                                                                                            Penulis






Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Sebagai pendidik sebenarnya tugas seorang guru selain mengajar dan melatih adalah memberikan bimbingan. Guru berperan dalam memberikan bimbingan penguasaan diri dalam memberikan bimbingan penguasaan diri dalam rangka pembentukan kepribadian peserta didik, disiplin diri, perencenaan masa depan, membantu mengatasi kesulitan peserta didik, dan lainnya.
Para peserta didik yang sedang belajar pada berbagai jenjang dan jenis pendidikan berada dalam tahap perkembangan, sedang berusaha mengembangkan diri, mengembangkan semua potensi dan bakat yang dimilikinya. Perkembangan tersebut akan mencakup seluruh aspek sikap spritual peserta didik, aspek sikap sosial, aspek intelektual, aspek kepribadian, dan aspek fisik motorik.
Kemudian, selama proses perkembangan ini ada hal-hal atau aspek-aspek yang dapat dicapai oleh peserta didik sendiri dan ada pula yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain. Seperti pula usaha, alasan diperlukannya bantuan dari orang lain adalah bahwa beberapa hal akan menghadapi hambatan-hambatan dalam proses pencapaian nya sehingga dibiarkan tujuan tidak akan tercapai.
Walaupun saat ini sudah diadakan bagian khusus yaitu guru BK, akan tetapi tidak lantas menghilangkan peran guru mata pelajaran ataupun bidang studi sebagai pengawas bagi peserta didik. Dibandingkan dengan guru BK, guru mata pelajaran senantiasa bersama dengan peserta didik selam proses pembelajaran sehingg akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih besar terhadap mereka. Terlebih apabila peserta didik mengalami kesulitan belajar, maka hal ini menjadi perhatian guru mata pelajaran dan sudah menjadi tugas mereka untuk membantu peserta didik untuk keluar dari kesulitan tersebut.

B.     Tujuan
1.      Untuk dapat menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling ?
2.      Untuk dapat menjelaskan peran guru dalam bidang studi ?



Bab II
Pembahasan
1.      Definisi Bimbingan Konseling
Menurut Tolbert dan Jones (dalam Sukmadinata, 2007:8) “ bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri di dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari”. Kemudian Mathewson (dalam Sukmadinata, 2007:8) menyakini bahwa : “ bimbingan merupakan proses bantuan profesional yang sistematis terhadap individu di dalam pendidikan, dan merupakan prosedur yang bersifat interpratif (membutuhkan penafsiran) untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat dan potensi dirinya dan membentuk hubungan yang selaras dengan tuntutan dan kesempatan sosial berdasarkan nilai-nilai sosial dan moral”.
Sedangkan konseling sebenarnya merupakan salah satu layanan dan teknik dalam bimbingan, tetapi juga merupakan layanan atau teknik yang paling penting. Dari definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa konseling merupakan pokok atau inti daripada dibimbingan, melihat definisi dari konseling yang merupakan layanan atau teknik dalam bimbingan, maka konseling akan menentukan keberhasilan berlangsungnya bimbingan.
Sasaran konseling yang diarahkan pada perubahan sikap seperti dikemukakan oleh Carl R Rogers (1943 dalam Sukmadinata, 2007:16) bahwa “konseling adalah serangkaian pertemuan langsung dengan indvidu yang diarahkan untuk membantunya dalam mengubah sikap dan perilaku”. Sasaran sebuah konseling adalah perubahan sikap dan tingkah laku. Antara sikap dengan tingkah laku terdapat hubungan yang sangat erat. Banyak yang bilang bahwa  sikap seseorang ditunjukkan oleh perilaku-perilkau atau tingkah laku lainnya.
Menurut Leona E. Taylor (1953 dalam Sukmadinata, 2007:18) ada lima karakteristik yang juga merupakan prinsip dari konseling : (1) konseling tidak sama dengan pemberian nasihat proses berpikir ada dan diberikan oleh penasihat, sedang dalam konseling proses berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh klien sendiri, (2) konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang berkenaan dengan pola hidup, (3) konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan, (4) konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual, (5) konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.

2.      Peran Guru Bidang Studi dalam BK
Dalam konteks organisasi layanan bimbingan dan konseling, di sekolah, peran dan bimbingan dan konseling kepada siswakontribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan sekolah adalah :
(a). Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
(b).  Membantu memamsyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
(c).  Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.
(d). Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan.
(e). Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan perbimbingan dan konseling.
(f). Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
(g).  Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
(h).  Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : (1) Tugas guru dalam layanan bimbingan dalam kelas, guru sebagai pembangkit motivasi belajar yang dapat menjelaskan manfaat dan tujuan yang diberikan dan memilih cara penyajian yang bervariasi.
                   (2) guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan, karena guru banyak memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajari murid, mengawasi tingkah laku dan kegiatannya. Kedudukan guru dalam pendidikan yaitu memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari dan memahami siswa-siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga sebagai anggota sekelompok atau kelasnya.
                   (3)  mengetahui murid sebagai individu, tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau lebih mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil dengan baik manakala guru kurang memahami siswa. Oleh karena itu diperlukan pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang kebiasaannya dalam belajar, bermain, kesehatannya, asal-usulnya, teman-teman karibnya bahkan latar belakang sosial-ekonominya.
















Bab III
Penutup
A.   Kesimpulan
Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri di dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari. konseling adalah serangkaian pertemuan langsung dengan indvidu yang diarahkan untuk membantunya dalam mengubah sikap dan perilaku.
Sasaran sebuah konseling adalah perubahan sikap dan tingkah laku. Antara sikap dengan tingkah laku terdapat hubungan yang sangat erat. Banyak yang bilang bahwa  sikap seseorang ditunjukkan oleh perilaku-perilkau atau tingkah laku lainnya. peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan sekolah adalah :
(a). Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
(b).  Membantu memamsyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
(c).  Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.
(d). Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan.

Dalam bimbingan pribadi, guru berusaha membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Bimbingan sosial adalah jenis bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial sehingga individu mendapatkan penyesuaian yang sebaiknya-baiknya dalam lingkungan.



Daftar Pustaka
Djumhur, I. 1975: Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu.
Prayitno. H. 2004: Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Wau Yasaratodo. Dr. 2018: Profesi Kependidikan. Medan: UNIMED PRESS.





BTS - Jimin  - Park Ji Min