CRITICAL BOOK REPORT
Dosen Pengampu : Dr. Yasaratodo Wau M.si
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Ira Natasya Tarigan
1153371013
EKSTENSI A
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat-Nya pada kita semua sehingga saya bisa menyelesikan Critical Book Report
yang membandingkan dua buku sekaligus.
Critical book report ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas dalam mata kuliah “Teori Penulisan Karya Ilmiah”
yang diberikan oleh Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku dosen yang membimbing.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu yang sangat berharga buat penulis.
Penulis amat menyadari bahwa pembuatan critical book report
ini tidak sempurna adanya, namun banyak kekurangan baik dari sisi substansi,
maupun teknis penulisan. Dengan demikian, kritik dan saran untuk menyempurnakan
critical book report ini amat penulis harapkan.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya tulis mempunyai banyak ragam
tergantung dari tujuan, manfaat, sumber penulisan, dan aspek-aspek lainnya.
Berdasarkan sumbernya, secara umum karya tulis dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu karya fiksi (tidak ilmiah) dan non fiksi (ilmiah). Karya fiksi
merupakan karya tulis yang sumbernya semata-mata imajinasi, fantasi, atau
rekaan dari si penulis. Tujuan orang menulis fiksi biasanya untuk menghibur
atau bisa jadi untuk mengungkapkan isi hati penulis. Karya sastra merefleksikan
situasi masyarakat tertentu. Contoh dari karya tulis jenis ini adalah karya
sastra: novel, cerpen, puisi, dan lain-lain.
Karya ilmiah (scientific paper)
adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu.
Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karangan ilmiah, laporan penelitian, makalah atau paper, artikel, dan lain-lain.
Barangkali anda sering mendapat tugas dari guru untuk membuat karangan,
makalah, atau paper sewaktu menempuh pelajaran tertentu. Ini artinya anda sudah
pernah membuat karya ilmiah.
B. Tujuan
1. Menjelaskan apa saja yang ada di
dalam penulisan karya ilmiah.
2. Membandingkan kedua buku.
C. Manfaat
1. Mengetahui apa saja yang ada di
dalam penulisan karya ilmiah.
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan
dari setiap buku.
BAB II
ISI BUKU
1. Identitas Buku
Buku Utama
(Buku Satu)
1. Judul
buku : Dasar-Dasar
Penulisan Karya Ilmiah
2.
Pengarang :
E. Zaenal Arifin
3.
Penerbit
: PT GRASINDO
4. Tahun
terbit : 2003
5. Kota
Terbit : Jakarta
6. Tebal
Buku : 120 halaman
2. Ringkasan Isi Buku
Sumber
: Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
BAB
I
Karangan ilmiah adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya
itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain
yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain
dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Penyususnan karangan ilmiah memberikan manfaat bagi penulis maupun
bagi masyarakat yaitu : pertama, penulis akan terlatih mengembangkan
keterampilan memebaca yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah ia
mesti membaca terlebih dahulu kepustakaan yang ada relevansinyadengan topic
yang akan dibahas. Kedua, penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan
seperti mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau judul buku. Ketiga,
penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, dan
yangterakhir penulis akan turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
masyarakat.
Waktu yang diperlukan untuk penyususnan karangan ilmiah berbeda-beda
bergantung pada luas atau sempitnya masalah yang dibahas dan dangkal atau
tidaknya pembahasan. Untuk karang ilmiah sederhana, seperti makalah atau kertas
kerja dengan ketebalan kurang dari lima belas halaman, hanya diperlukan waktu
sekitar tiga bulan, tetapi untuk karangan ilmiah yang luas dan emdalam seperti
skripsi, diperlukan waktu enam sampai 12 bulan. Bahkan untuk penyususnan
disertasi diperluka waktu lebih lama lagi.
BAB
II
Dalam
penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap yaitu persiapan, pengumpulan data,
pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan atau penyuntingan konsep serta
penyajian. Dalam tahap persiapan dilakukan pemilihan topic,penentuan judul, dan
pembuatan rangka karangan. Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan
diangkat kedalam karangan ilmiah, penyusun karangan ilmiah lebih baik menulis
sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar
diketahui daripada menulis pokok pokok yang tidak menarik atau tidak diketaahui
sama sekali.
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti
sesuai dengan petunjuk-petunjuk, tinggal menguji sekali lagi: apakah topik itu
betul betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan
mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topic, judul karangan ilmiah
bukanlah hal sulit ditentukan karena pada dasarnya, langkah langkah yang
ditempuh dalam pembatasan topic sama saja dengan langkah langkah dalam
penantuan judul. Pembatas topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
Judul karangan ilmiah harus berbentuk frasa bukan kalimat.
Jika data sudah tertkumpul, penyusun
menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun hatus menggolongkan data
menurut jenis, sifat atau bentuk. Sebelum mengetik konsep, penyusun memeriksa
dahulu konsep itu. Pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karangan dan
cara penyajian karangan, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakannya.
BAB
III
Konvensi penulisan karangan ilmiah itu menyangkut
(1) bentuk karangan ilmiah dan (2) bagian-bagian karangan ilmiah. Pembicaraan
bentuk karangan ilmiah mencakupi (a) bahan yang digunakan, (b) perwajahan,dan
(c) penomoran halaman. Kertas yang digunakan untuk mengetik karangan ilmiah
sebaiknya kertas HVS berukuran kuarto, sedangkan kulitnya digunakan kertas agak
tebal. Tata letak dan penulisan unsure unsure karangan ilmiah harus diusahan
sebaik-baiknya agar karangan ilmiah tampak rapi dan menarik. Supaya setiap
halaman ketikan tampak rapi, sebaiknya ketika mengetik gunakan kertas pola
ukuran. Isi pernyataan atau keterangan yang tercantum dalam kartu hasil studi
pustaka ditampilkan dalam naskah untuk menunjang dan memperkuat ide-ide yang
dikemukakan dalam karangan ilmiah tersebut.
BAB
IV
Sistematika
karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan ilmiah, bagian
mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus dikemudiankan.
Secara garis besarnya, bagian yang diletakkan di depan lazim disebut bagian
pembuka karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Kulit luar 2. Halaman judul 3.
Halaman pengesahan (jika diperlukan) 4. Halaman penerimaan (jika diperlukan) 5.
Prakata 6. Daftar isi 7. Daftar tabel (jika ada) 8. Daftar grafik, bagan,
gambar (jika ada) 9. Daftar singkatan
dan lambang (jika ada). Bagian – bagian selanjutnya disebut bagian inti
karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Bab pendahuluan 2. Bab analisis atau
pembahasan dan 3. Bab simpulan. Selanjutnya , bagian yang ada setelah simpulan
disebut bagian penutup karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Daftar pustaka 2.
Indeks (jika diperlukan) dan 3. Lampiran (jika diperlukan).
BAB
V
Karangan ilmiah disebut sistematis jika
keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan
saling berhubungan. Karangan ilmiah disebut lugas jika keterangan yang
diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan
tidak berbelit-belit. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa, bab ini akan
membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata,
penyusunan kalimat efektif dan penyususnan paragraph dalam karangan ilmiah.
Buku
Pembanding 1 (Buku Kedua)
1. Judul
buku : Menulis
Karya Ilmiah
2.
Pengarang :
Etty Indriati, Ph.D
3.
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Tahun
terbit : 2013
5. Kota
Terbit : Jakarta
6. Tebal
Buku : 105 halaman
BAB III
1.
Penuisan yang Efektif : Singkat,
Jelas, Tepat, Aliran, Logika Lancar, Dan Koheren
Tulisan yang efektif harus
mengandung unsure-unsur : jelas,tepat,aliran logika lancar, serta koheren.
Singkat dalam arti tidak perlu menambahkan hal-hal di luar isi poko tulisan,
serta tidak mengulang-ulang yang sudah di jelaskan (redundant). Jelas,kejelasan
(clarity) dalam arti pemilihan kosa kata harus tepat menggambarkan apa yang di
maksudkan penulis. Aliran logika (logical flow) lancardalam arti paparan ide
pokokdi dukung oleh penjelasan dari kesimpilan .
Menulis
secara efektif tidak mudah, karena pengarang harus berfikir kritis untuk
menyampaikan gagasannya. Howard dan Barton(1986) menyebutkan bahwa menulis pada
dasarnya adalah kegiatan berfikir,selain berkomunikasi. Menurut Howard dan
Barton ( 1986:20) menulis adalah:
-
Kegiatan simbolik yang membuahkan makna
-
Bagaikan kegiatan di atas pentas untuk menyampaikan makna
kepada orang lain.
-
Cara untuk mengekspresikan diri dan alat untuk berkonsumsi
denganorang lain.
Poin
pertama menyebutkan bahwa menulis adalah kegiatan simbolik yang membuahkan
makna, itu berarti menulis merupakan kegiatan berfikir diatas kertas. Bahan
tulisan yang disampaikan di atas kertas bagaikan penampilan pemain drama di
atas pentas. Penyampaian ini meliputi alur logika, koherensi, dan ketiadaan
pengulangan gagasan yang telah disampaikan. Dalam penulisan akan menjelaskan
langkah-langkah untuk membuat tulisan yang efektif. Pertama akan membahas cara
penulisan kalimat efektif di tingkat intrakalimat dan antarkalimat (sentence
level) sampai ketingkat paragraph ( paragraph level), sedangkan bagian kedua membahas
jenis-jenis paragraph dan pengembangannya, selanjutnya, bagian ketiga akan
membahas cara menulis gagasan yang panjang dan komplek dengan prinsip paralelisme
dan keseimbangan. Bagian keempat menguraikan cara menulis argumentasi yang
kuat,lalu bagian kelima mengulas kesinambungan antarbab.
3.1
Penulisan yang Efektif di Tingkat Kalimat dan Tingkat Paragraf
Sebuah kalimat dikatakan efektif
jika dapat menginformasikan satu gagasan atau maksud penulis dengan jelas dan
tanpa kemungkinan mengandung arti ganda lebih-lebih di dalam tulisan karya
ilmiah. Sebuah kalimat efektif harus dirangkaikan dengan kalimat-kalimat
efektif yang lain untuk membentuk paragrafyang efektif. Penulisan yang efektif
pada tingkat intrakalimat dan antar kalimat akan membentuk fundamen yang kuat
bagi pembentukan paragraph yang baik. Program penulisan ilmiah di University of
Chicago, The little Red Schoohouse of
Chicago ( LRS 1995), menganjurkan jurus-jurus penulisan yang mudah
dimengerti yang dikemas dalam sepuluh perintah ( commandments) .
1. Ungkapan tindakan penting dengan
kata kerja yang tepat,bukan dengan kata benda.
2. Letakkan pelaku sebagai subjek
sedekat mungkin dengan kata kerja.
3. Letakkan informasinnya yang lebih
singkat sebelum informasi yang panjang dan kompleks .
4. Pelihara integritas atau kesatuan (
Co-Core-Others )
5. Letakkan informasinya yang familier
dan berulang di awal kalimat.
6. Letakkan informasinya baru dan tidak
terduga di akhir kalimat dan berlatih penekanan.
7. Susunlah tali-tali topic untuk
membentuk paparan informasi yang koheren
dan konsisten.
8. Buatlah rancangan issue untuk setiap
paragraph tulisan anda. Setiap issue harus berkaitan dengan isi diskusi di
bagian akhir paragraph sebelumnya.
9. Rumuskan sentence points (
maksud-maksud kalimat ) yang tepat untuk setiap discourse( unit tulisan) .
10. Biasakan untuk meletakkan sentence
point di bagian akhir issue, jangan di bagian akhir diskusi.
Penekanan Teks (stress) : bagian yang berisi informasi yang
perlu ditekan kan dan diletakkan pada akhir kalimat. Penekanan teks menuntun
pembaca ke isi informasi kalimat-kalimat berikutnya.
Tali- tali topik ( thematic strings ) : topik kalimat adalah hal yang menjadi topik
pembicaraan dalam kalimat utama,tetapi bukan ide utama. Topik kalimat yang satu
dengan yang berikutnya harus saling berkaitan membentuk tali pokok untuk
mendukung koherensi dan konsistensi.
Issue : terdapat pada tingkat antarkalimat, letaknya di awal
paragraph. Konteks issue adalah bagian pendahuluan pada paragraph yang
mengantar pembaca ke masalah yang akan di diskusikan dalam paragraph tersebut.
Diskusi (discuation) istilah diskusi menerangkantentang
posisi/letak yaitu pada bagian akhir paragraph. Isinya melanjutkan informasi
yang anda tulis pada bagian issue di awal paragraph.
Ada
juga istilah point (maksud) :
1. Sentence point (maksud kalimat)
2. Paragraph point ( maksud paragraph)
3. Anticipatory point ( maksud
antisipasi)
4. Paper point ( maksud tulisan )
-
Solusi masalah pembaca
-
Jawaban terhadap pertanyaan yang anda ajukan
-
Klaim utama tentang argument keseluruhan
-
Tesei anda
1. Tindakan penting dikemukakan dengan
kata kerja yang tepat bukan dengan kata benda.
a. Rector membuat keputusan untuk
mengakhiri program kuliah kerja nyata.
b. Rector memutuskan untuk mengakhiri
program kuliah kerja nyata.
2. Letakkan pelaku sebagai subjek
sedekat mungkin dengan kata kerjanya.
a. Ahli psikologi dengan berbagai cara
telah mempelajari kretivitas .
b. Kreativitas oleh ahli psikologi
telah dipelajari dengan berbagai cara.
c. Kreativitas dengan berbagai cara
telah dipelajari oleh ahli psikologlogi.
d. Ahli psikologi telah mempelajari
kreativitas dengan berbagai cara.
3. Letakkan informasi yang lebih
singkat/ mudah sebelum informasi yang panjang dan kompleks.
4. Pelihara integritas atau kesatuan (
Co-Core-Others)
5. Letakkan informasi yang familier dan
berulang di awal kalimat.
3.2
jenis- jenis Paragraf dan Pengembangan nya
-
paragraph pengembangan dengan perincian dan pelukisan
- paragraph pengembangan dengan
penegasan kembali atau pengeluaran
- paragraph pengembang dengan perbandingan
dan pengontrasan.
- paragraph pengembangan dengan
analogi
- paragrafpengembang dengan sebab
dan akibat
- paragraph pengembang dengan
defenisi
3.3
Menuangkan gagasan panjang : paralelisme dan keseimbangan
3.4
Membuat Argumentasi
3.5
Kesinambungan Antarbab
BAB IV
PRESENTASI LISAN DAN POSTER
Persentasi
lisan antara lain dilakukan untuk : mempertahankan disertasi, mengajukan usulan
penelitian pada aplikasi dana penelitian, dan melaporkan hasil penelitian
padaseminar-seminar ilmiah. Presentasi ( pameran) poster dilakukan bersam
dengan presentasi poster,memiliki keuntungan lebih dibanding presentasi lisan
karena lebih banyak waktu diskusi bisa digunakan oleh pemira yang tertarik pada
hasil penelitian kita.
4.1 Presentasi Lisan
1. Ukuran Poster
Standart
internasional untuk kongres nasional tahun American Association of Physical
Anthropologi mengajurkan ukuran poster dengan tinggi 1,2 meter dan lebar 2.4
meter. Pin untuk menancapkan poster ke papan pameran ( push pinsl thumbtacks)
disiapkan sendiri oleh presemter.
2. Organisasi
a. Pengantar
b. Bahan dan metode
c. Hasil
d. Ringkasan dan kesimpulan
e. Daftar pustaka yang selektif dan
ucapan terimakasih.
3. Ukuran Huruf
Untuk
ukuran judul harus dapat dibaca dengan jelas darijarak 2,5 meter . untuk itu
sebaiknya digunakan ukuran 44, sedangkan untuk subjudul cukup ukuran 30-36 .
huruf-huruf lain pada poster hendaknya dapat dibaca dari jarak 1,5 meter. Huruf
dengan ukuran 18 sudah memadai ,tetapi menggunakan ukuran 20-14 akan lebih
jelas dan lebih baik .
4. Proporsi antara gambar, table, dan
teks
5. Gerakan mata
6. Daftar pustaka
7. Ucapan terimakasih
8. Foto copy gambar dan grafik
Presentasi
lisan dan presentasi poster sama pentingnya , keduanya sama-sama memerlukan
persiapan yang baik seperti halnya menuyusun tulisan ilmiah. Presentasi lisan
dan poster adalah bagian integral dari penelitian kita . karena itu
pembuatannya harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah seperti diuraikan di atas .
sebagus apapun laporan tertulis karya ilmiah kita. Bila presentasi lisan dan poster
dilakukan tanpa persiapan yang matang, haislnya tidak akan mencerminkan karya
ilmiah yang baik.
BAB III
KELEBIHAN & KEKURANGAN BUKU
A.
Kelebihan
Dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah karangan
E. Zaenal Arifin, memiliki rincian mengenai penulisan karangan ilmiah yang
begitu jelas dan lebih lengkap. Dalam buku ini dijelaskan dengan begitu jelas
dan padat. Ketika kita menguasai buku ini maka kita secara bertahap akan
mengetahui dan menguasai materi yang sudah dikaji. Dan buku ini penting untuk
dipelajari, dikarenakan daftar pustaka yang lengkap setiap halamannya, serta
banyak pendapat ahli didalam buku ini.
Buku yang kedua adalah buku yang berjudul Menulis Karya
Ilmiah karangan Etty Indriati, Ph.D, menjelaskan buku secara rinci dan
bertahap sehingga pembaca mudah dalam membaca dan memahami isi buku tersebut.
Didalam buku ini kita tidak hanya menemukan bahan untuk pembelajaran saja
melainkan banyak bahan-bahan yang ada didalam buku ini.
B. Kelemahan
Dalam buku Dasar-Dasar
Penulisan Karya Ilmiah yang Pertama memang dijelaskan secara
detail, tetapi penjelasannya kurang panjang atau kurang banyak, sehingga ketika
kita mempelajari buku ini, kurang merasa puas membaca buku ini, karena
penjelasannya yang begitu singkat. Dan bahasa nya terlalu baku sehingga tidak
mudah dipahami dan sastranya begitu kuat.
Sedangkan dalam buku Menulis Karya Ilmiah yang Kedua beberapa
penjelasan memberikan bahasa yang sulit dipahami sehingga pembaca harus sering
mengulang bacaannya. Buku itu terlalu sulit kata-kata nya, saya saja
cukup detail untuk meringkas buku ini, dan ketika kita tidak fokus membaca
bahan bacaan ini kita tidak mengetahui arti dari kata yang ditulis oleh si
penulis tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah membaca buku tersebut dapat
disimpulkan bahwa masing-masing buku memiliki keunggulan dan kelemahan
yang berbeda-beda. Seperti buku yang berjudul Dasar Dasar Penulisan Karangan
Ilmiah yang Pertama yang menjelaskan secara singkat dan padat, tentang pengenalan
terhadap penulisan karya ilmiah, tahap-tahap penyusunan karangan ilmiah,
konvensi karangan ilmiahsistematika karangan ilmiah, dan bahasa dalam karangan
ilmiah. Dapat kita simpulkan juga bahwa buku ini juga memiliki kelemahan
masing-masing seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang
diberikan. Dengan tugas dalam membuat critical book ini, maka terciptalah dalam diri kita rasa ingin
tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut.
Dan tanpa kita sadari rasa mau dalam diri kita dalam belajar keras akan muncul
demi mendapatkan hasil yang memuaskan.
B. Saran
Saran penulis kepada pembaca
semoga critical book ini dapat bermanfaat bagi anda, dengan membaca critical
book ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan sebuah critical
book. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari
pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar