Bangtan Sonyeondan

Bangtan Sonyeondan

Selasa, 11 Desember 2018

Satuan Pendidikan Nonformal di Masyarakat

Satuan Pendidikan Nonformal di Masyarakat

1.            Kursus
kursus adalah sebagai mata kegiatan pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat yang dilakukan secara sengaja, terorganisir, dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran tertentu kepada orang dewasa atau remaja dalam waktu yang relative singkat agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan diri dan masyarakat.
Contoh: kursus menjahit, kursus computer, kursus kecantikan, dan lain-lain.

2.  Pelatihan
Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan. Adanya program pelatihan yang terencana dengan baik dan sistematis merupakan cara utama untuk membiasakan atau memberikan kecakapan kepada individu agar dia terampil mengerjakan pekerjaannya.
Menurut Artasasmita (1985), pelatihan adalah “kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis di luar sistem persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat dengan mengutamakan praktek daripada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang efisien dan efektif.
Contoh: pelatiahn kepemimpinan, pelatiahan tutor, pelatihan metode pembelajaran, dan lain-lain.

3.  Kelompok Belajar
Kelompok belajar yaitu salah satu wadah dalam rangka membelajarkan masyarakat. Menurut Zaenudin (1985), kelompok belajar adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang.
Contoh: Kelompok Belajar Paket A, Kelompok Belajar Paket B, Kelompok Belajar Paket C, Kelompok Belajar Usaha.

4.  Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Dengan mengacu kepada pendapat Sihombing (2001), PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga masyarakat.
PKBM bertitik tolak dari kebermaknaan dan kebermanfaatan program bagi warga belajar dengan menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di lingkungannya.
Melalui PKBM diharapkan terjadi kegiatan pembelajaran dalam masyarakat dengan memanfaatkan sarana, prasarana, dan potensi yang ada di sekitar lingkungan masyarakat, agar masyarakat memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidupnya.
Program pembelajaran yang dapat dilaksanakan di PKBM, diantaranya Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, KBU, PAUD, Kelompok Pemuda Produktif.

5.  Majelis Taklim
Majelis taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar pendekatan dari kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya lebih berorientasi pada keagamaan, khususnya agama Islam. Melalui majelis taklim dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang agama Islam.

6.  Satuan Pendidikan yang Sejenis
Satuan pendidikan yang sejenis adalah satuan yang tidak termasuk pada luar satuan yang sudah dijelaskan di atas. Satuan lainnya di antaranya pesantren, sanggar seni, TKA/TPA.
Pesantren adalah lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan keagamaan.pondok pesantren adalah suatu lembaga keagamaan yang mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.
Sanggar seni lebih ditujukan pada tempat kegiatan khusus dalam beraneka seni yang diikuti anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Sementara itu, TKA/TPA yaitu lembaga pendidikan khusus diperuntukkan bagi anak usia dini dalam bidang keagamaan, khususnya agama Islam.

C.  Program Pendidikan Nonformal di Masyarakat
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada pasal 26 ayat (3), tercantum program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

1.  Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup adalah kemampuan yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saling berinteraksi diyakini sebagai unsure penting untuk lebih mandiri. Pendidikan kecakapan hidup berpegang pada prinsip belajar untuk memperoleh pengetahuan (learning to know), belajar untuk berbuat/bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi orang yang berguna (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).
Berdasarkan prinsip di atas, pada adasarnya pendidikan kecakapan hidup bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan, keterampilan dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap untuk bekerja dan memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraanya.

2.  Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang ditujuakan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya.
Secara umum dari program PAUD adalah memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya anak usia dini serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran orang tua dan masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini.

3.  Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program pendidikan yang sasarannya khusus pemuda. Program kepemudaan yang dikembangkan di Indonesia ini contohnya adalah dengan dibentuknya Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP). Melalui program KUPP diharapkan para pemuda melalui kemampuan tertentu dalam bidang usaha sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

4.  Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
Pendidikan pemberdayaan perempuan diperuntukkan khusus untuk perempuan. Hal ini didasarkan bahwa masih banyak perempuan yang belum berdaya, padahal mereka memiliki potensi yang perlu dikembangkan.


5.  Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan keaksaraan yang dikembangkan saat ini adalah program keaksaraan fungsional yang pada dasarnya merupakan suatu pengembangan dari program keaksaraan sebelumnya.
Program keaksaraan fungsional pada  dasarnya memiliki tujuan:
a.    meningkatkan keterampilan membaca, menulis, berhitung dan juga keterampilan berbicara, berpikir, mendengar dan berbuat;
b.    memecahkan masalah kehidupan warga belajar melalui kebiasaannya dalam membaca, menulis, berhitung dan berbuat;
c.    menemukan jalan untuk mendapatkan sumber-sumber kehidupan sehari-hari warga belajar;
d.    meningkatkan keberanian warga masyarakat untuk berhubungan dengan lembaga yang berkaitan dengan kebutuhan belajarnya;
e.    meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembaharuan agar dapat berpartisipasi dalam perubahan sosial, ekonomi dan kebudayaan di masyarakat;
f.     meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui keterampilan dan kebudayaan di masyarakat.

6.  Pendidikan Keterampilan
Program pendidikan keterampilan ditujukan untuk membekali warga belajar dalam bidang keterampilan yang dapat dijadikan bekal usaha. Dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Program penidikan keterampilan yang dapat dikembangkan dalam masyarakat adalah:
a.    keterampilan dalam bidang kemampuan bahasa;
b.    keterampilan dalam bidang berumah tangga;
c.    keterampilan dalam bidang penampilan diri;
d.    keterampilan dalam bidang usaha; dan
e.    keterampilan dalam bidang pekerjaan jasa.

7.  Pendidikan Kesetaraan
Dalam menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun, pendidikan kesetaraan melalui pendidikan nonformal mendapat perhatian cukup tinggi. Hal ini terjadi karena program wajar dikdas 9 tahun tidak hanya bias ditangani melalui pendidikan formal saja.
Banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan karena berbagai alas an, di antaranya tidak ada biaya, harus bekerja membantu orang tua. Mereka terpaksa putus sekolah baik pada tingkat SD, SLTP maupun SLTA.
Program kesetaraan yang ada di masyarakat yaitu mencakup: kelompok Belajar (Kejar) Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C. menurut Zaenudin (2005), Kejar Paket A yaitu suatu upaya belajar dan bekerja secara sadar dan berencana dalam organisasi kelompk untuk meningkatkan pendidikan warga belajar, sehingga setara dengan Sekolah Dasar melalui Paket A sebagai media/bahan belajarnya.
Menurut PP No. 73 Tahun 1991, Kelompok Belajar Paket B diselenggarakan bagi sekumpulan warga belajar untuk memperoleh pendidikan setara SLTP. Program Kejar Paket B, yaitu suatu kegiatan membelajarkan warga masyarakat melalui proses belajar dengan menggunakan buku Paket B sebagai sarana belajar utama, yang isinya terdiri atas pendidikan dasar umum dan pendidikan keterampilan untuk mengusahakan mata pencaharian, yang setara dengan Serkolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) (Juklak Paket B, 1993). Sementara itu, Kejar Paket C, yaitu suatu kegiatan membelajarkan warga masyarakat melalui proses belajar yang setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).


Selasa, 15 Mei 2018

bahasa indonesia : penulisan penutup,penulisan kutipan,penulisan daftar rujukan dan revisi

BAHASA INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
                                    Ira Natasya Tarigan                         1153371013
                                    James Try Boy Hutabarat                1153371018
                                    Julvan Antonius Purba                    1153371024
EKSTENSI A PLS 2015

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas bahasa indonesia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah yang berjudul “penulisan penutup,penulisan kutipan,penulisan daftar rujukan dan revisi”.
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak terutama kepada dosen yang mengajar yang telah memberikan bimbingan,motivasi dan saran-saran kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,khususnya kepada :
1.      Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada para mahasiswa UNIMED.
2.      Ibu Dra. Rosdiana,M.Pd. selaku ketua jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
3.      Bapak Dr. Sudirman, SE., M.Pd. selaku sekertaris jurusan pendidikan luar sekolah.
4.      Seluruh dosen jurusan pendidikan luar sekolah, universitas negeri medan yang telah memberikan pendidikan, pengalaman dan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
5.      teman-teman yang sudah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami ucapkan terima kasih.
Medan,  April 2018

Kelompok 12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….........................                        i
KATA PENGANTAR……………………………………………...........................                        ii
DAFTAR ISI………………………………………………………..........................                        iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………........................................... .           1
A. Latar Belakang………………………………………………….......................... .           1
B. Rumusan Masalah………………………………………….................................             1
C. Tujuan Penulisan………………………………………….................................               1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..........................                        2
A. Penulisan Penutup …………………………………………............................                 2
B. enumerasi …………………………………………..........................................                3
C. penulisan kutipan…………………………………………...............................                3
D. penulisan daftar rujukan…………………………………………...................                 6
E. revisi ...............................………………………………………...................                    7
BAB III PENUTUP………………………………………….................................             8
A. Kesimpulan…………………………………………...........................................             8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..............................                        9



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran. Simpulan merupakan gambaran ringkas hasil pembahasan. Ini berarti bahwa simpulan merupakan pernyataan-pernyataan umum yang diturunkan dari uraian setiap butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan. Lalu, simpulan adalah jawaban masalah atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah.
Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau meenyelesaikan masalah yang berkait dengan hasil pembahasan. Saran ditulis berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan. Ini berarti bahwa saran yang tidak berkait dengan hasil pembahasan, tidak ditulis pada bagian ini. Rumusan kalimat saran biasanya ditandai dengan penggunaan kata hendaknya, harus, sebaliknya, dan sebagainya.
Selain itu, tata cara penomoran itu menyangkut penentuan cara mengurai bagian pembahasan. Penulis hatus menentukan apakah butir-butir pembicaraan bagian pembahasan ditunjukkan dengan penomoran atau ditunjukkan dengan menggunakan unsur bahasa sebagai penanda seperti kata pertama, kedua, ketiga, lebih lanjut, akhirnya, sebaliknya, dan sebagainya
Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan, biasanya digunakan untuk menguraikan fenomena, pentingnya masalah,teori atau pandangan yang digunakan, dan istilah khusus. Lalu, dalam penulisan pembahasan kutipad digunakan untuk mendukung argumen dan opini penulis dalam membahas masalah.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian enumerasi ?
2.      Bagaimana penulisan kutipan ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu enumerasi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana penulisan kutipan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Penulisan Penutup

Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran. Simpulan merupakan gambaran ringkas hasil pembahasan. Ini berarti bahwa simpulan merupakan pernyataan-pernyataan umum yang diturunkan dari uraian setiap butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan. Lalu, simpulan adalah jawaban masalah atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah.
            Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau meenyelesaikan masalah yang berkait dengan hasil pembahasan. Saran adalah permintaan atau anjuran yang mungkin atau praktis dilakukan.
Simpulan dapat ditulis dengan dua cara. Pertama, simpulan ditulis dengan menulis pernyataan-pernyataan umum yang ditarik dari setiap dari setiap uraian butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan dengan suatu sistem penomoran. Kedua, simpulan ditulis dengan merumuskan hasil pembahasan yang berkait dengan masalah yang digarap secara ringkas dan cermat dalam suatu paragraf atau lebih. Pernyataan-pernyataan dalam simpulan harus obobjektif. Oleh karena itu, modalitas dan ajektiva yang dapat menyebabkan kesubjektifan pernyataan seperti mungkin, pasti, barangkali, kiranya, tampaknya, sekuat-kuatnya, tinggi sekali, sangat besar, dan sebagainya, dihindari.
Saran ditulis berdasarkan simpulan yang telah dirumuskan. Ini berarti bahwa saran yang tidak berkait dengan hasil pembahasan, tidak ditulis pada bagian ini. Rumusan kalimat saran biasanya ditandai dengan penggunaan kata hendaknya, harus, sebaliknya, dan sebagainya.






B.     Enumerasi

Enumerasi adalah tata cara penomoran butir-butir prmbicaraan dalam penulisan makalah. Tata cara penomoran ada bermacam-macam. Tata cara penomoran dalam penulisan makalah menyangkut penentuan tanda untuk menunjukkan urutan butir-butir pembicaraan. Lalu tanda itu bermacam-macam, antara lain angka (angka Arab atau angka Romawi) huruf ( huruf kapital dan huruf kecil), besarnya huruf kapital (harus lebih kecil daripada huruf kapital yang digunakan untuk penulisan judul), dan sebagainya.
Selain itu, tata cara penomoran itu menyangkut penentuan cara mengurai bagian pembahasan. Penulis hatus menentukan apakah butir-butir pembicaraan bagian pembahasan ditunjukkan dengan penomoran atau ditunjukkan dengan menggunakan unsur bahasa sebagai penanda seperti kata pertama, kedua, ketiga, lebih lanjut, akhirnya, sebaliknya, dan sebagainya.

C.    Penulisan Kutipan
Kutipan adalah fakta, ide, opini, atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk mendukung atau memperjelas argumen,posisi, atau opini penulis dalam suatu karya ilmiah. Ini berarti bahwa semua kutipan, baik berupa fakta, ide, opini maupun pernyataan, yang terdapat dalam suatu karya ilmiah, bukan milik penulis itu sendiri.
Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan, biasanya digunakan untuk menguraikan fenomena, pentingnya masalah,teori atau pandangan yang digunakan, dan istilah khusus. Lalu, dalam penulisan pembahasan kutipad digunakan untuk mendukung argumen dan opini penulis dalam membahas masalah.
Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan makalah, diberi tanda dengan nama keluarga pengarang, tahun terbit sumber kutipan, dan nomor urut halaman sumber kutipan itu (ada juga penulis makalah yang tidak memberi tanda nomor urut halaman ini). Pemberian tanda itu bertujuan agar pembaca dapat mengidentifikasi mana pengetahuan umum dan opini penulis dan mana fakta, ide, opini, atau pernyataan yang bersumber dari penulis lain dalam makalah yang dihasilkan. Lagi pula, dengan memperhatikan tanda itu, pembaca dapat melacak sumber kutipan, itu pada daftar rujukan, dan kalau nomor halamannya ikut dijadikan sebagai tanda, pembaca dapat melacak tempat kutipan itu dalam buku sumbernya dengan mudah. Pencantuman ide, opini atau pernyataan penulis lain dalam penulisan makalah tanpa meyatakan sumber atau rujukannya adalah kesalahan besar dan penulisnya dapat dituduh sebagai pelaku plagiat atau penjiplakan.
Ada beberapa kata tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan, antara lain menyatakan, menerangkan, mengemukakan, berpendapat, melaporkan, menyarankan, dan sebagainya. Bila penulis menilai bahwa kutipan itu merupakan suatu pernyataan penulis buku sumber, maka kata yang digunakan adalah menyatakan. Kata menerangkan dan mengemukakan biasa digunakan apabila kutipan ini merupakan uraian ekspositoris. Bila kutipan ini dinilai sebagai opini penulis buku sumber, kata berpendapat dapat digunakan. Lalu, kalau kutipan itu hasil penelitian yang dilaporkan peneliti, kata melaporkan dapat digunakan. Kemudian, kata menyarankan digunakan apabila kutipan ini merupakan saran dari penulisnya.
Untuk memperjelas informasi di atas, berikut ini diberikan contoh penulisan kutipan.
a)      Danim(2006:139) menyatakan, “kemampuan sekolah di bidang penganggaran hanya salah satu aspek dari persoalan manajemen pendidikan dan pelatihan kita, termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan”
b)      Jefkins (1996) berpendapat, “surat kabar tidak harus mewakili kelas,politik, agama, etnis dan bahasa, akan tetapi majalah biasanya mewakili tiap-tiap minat khusus tertentu”
Kalau penulis sebuah sumber kutipan dua orang, kedua nama keluarga penulis ikut sebagai tanda. Akan tetapi, kalau penulisnya lebih dari dua orang, yang ikut sebagai tanda kutipan, hanya nama keluarga penulis pertama dengan diikuti simgkatan dkk, yang kepanjangannya dan kawan-kawan.
Perhatikan contoh dibawah ini.
a)        Jones dan Salisbury (1989:25) menyatakan, “kebutuhan dan harapan masyarakat akan mutu pelayanan pendidikan yang baik tampaknya menjadi faktor pemicu utama inovasi manajemen pendidikan”
b)        Saylor, dkk (1981:98) menyatakan, “pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan”
Penulisan sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks, dapat dibagi atas dua bentuk, yakni bentuk integral dan nonintegral. Penulisan sumber kutipan dikatakan berbentuk integral apabila nama penulis yang pendapat atau idenya dikutip menyatu dengan teks. Sedangkan penulisan kutipan yang berbentuk nonintegral adalah penulisan kutipan yang penulisnya tidak menyatu dengan teksnya.
Perhatikan contoh yang dibawah ini.
Kutipan integral:
a)      Efendy (1997 : 32) menyatakan, “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen mencapai suatu tujuan.”
b)      Strategi diartikan Effendy (1997) dengan perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.
Kutipan nonintegral:
a)      Dalam suatu komunitas, pelanggaran terhadap cita rasa yang baik dapat membangkitkan emosi yang lebih besar dibanding suatu pelanggaran terhadap kecerdasan (Rivers dan Mathewa, 1994 : 90).
b)      Usaha periklanan bisa ditunjang oleh kegiatan humas (Jefkins, 1996).

Sewaktu mencari data (fakta, ide, opini atau pernyataan) yang relevan untuk penulisan sebuah makalah dalam sebuah buku rujukan (buku acuan), kita sering menemukan kutipan yang relevan. Lalu, karena kita ingin mendapatkan buku rujukan kutipan itu, kita melacaknya pada daftar rujukannya. Tentunya, dapatlah kita ketahui nama pengarangnya dan judul buku beserta tahun terbit, penerbit dan kota tempat penerbitanya.




D.  Penulisan Daftar Rujukan
Ada dua istilah yang dapat dipakai untuk menamai bagian karya tulis, tempat sejumlah rujukan didaftarkan, yaitu daftar pustaka dan daftar rujukan. Kedua istilah itu mempunyai konsep yang berbeda. Daftar pustaka (bibliografi) adalah sejumlah rujukan yang menjadi sumber kutipan dan yang memmmberi dukungan secara tidak langsung (tidak dikutip). Sedangkan daftar rujukan adalah daftar semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tulis.
Bagaimana menulis daftar rujukan? Pedomanilah petunjuk penulisan daftar rujukan yang di bawah ini.
1)            Nama penulis ditulis tanpa gelar.
2)            Identitas setiap buku rujukan diketik satu spasi dan jarak dua spasi untuk identitas buku berikutnya.
3)            Buku-buku rujukan didaftarkan secara alpabetis dan tidak diberi nomor urut.
4)            Urutan identitas setiap buku dalam penulisan dapat dijelaskan dapat dijelaskan sebagai berikut.
5)            Nama penulis (tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku. Nama kota tempat penerbitan; nama penerbit. Dalam hal ini, judul buku harus digaris bawahi atau dicetak dengan huruf miring.
6)            Penulisan nama keluarga mendahului penulisan nama diri penulis dan dipisahkan dengan tanda koma.
7)            Bila buku ini ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan di antara kedua nama penulis
8)            Bila buku ini ditulis lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dengan menambahkan singkatan dkk, di belakangaya.

Untuk menjelaskan petunjuk ini. Berikut ini diberikan   contoh penulisan daftar rujukan. Perhatikanlah baik-baik.




DAFTAR RUJUKAN

Birn, R. 1993. Effective Use of Market Research. London: Kogan Page Roman, K. Dan Maas, Jane. 1992. The New how to Advertise. London: Kogan Page
Webb, J.R. 1993. Understanding  Designing Marketing Research. London: Hancourt Brave Jovanich

E.     Revisi
Jika konsep karya ilmiah sudah selesai, maka konsep perlu dibaca kembali. Mungkin konsep ini perlu direvisi, dikurangi atau kalau perlu diperluas. Sebenarnya revisi ini sudah juga dilakukan pada tahap penulisan berlangsung. Namun, setelah konsep tulisan selesai ditulis, revisi secara menyeluruh dilakukan sebelum ditulis atau diketik kembali.
Oleh karena itu, pada tahap ini penulis meneliti konsep atau naskah karya ilmiahnya secara menyeluruh tentang sistematika, ejaan, penggunaan bahasa ( pemilihan kata, kalimat, dan paragraf), kutipan rujukan, dan sebagainya. Jika semuanya telah memenuhi persyaratan, sudah selesailah karya ilmiah itu. Jika karya ilmiah itu jenis makalah, maka konsepnya sudah dapat diketik dan diajukan agar dapat dipublikasikan melalui media cetak, seminar, konvensi, diskusi panel dan sebagainya.













BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
                Dari uraian pembahasan diatas kita dapat mengetahui bagaimana tata cara penulisan kutipan, daftar pustaka, enumerasi. Pada dasaranya penulisan dari ketiganya memiliki aturan masing-masing. Seperti untuk dapat menuliskan kutipan kita harus terlebih dahulu menentukan jenis kutipannya apa langsung ataukah tidak langsung, lalu kita mencari tahu jenis artikel yang akan kita kutip dilihat dari redaksinya apakah pengarang satu atau lebih. Untuk penulisan daftar pustaka juga berbeda-beda tergantung jenis bahan pustaka seperti apa yang akan kita gunakan sebagai referensi, apakah buku, majalah, ataukah dari intenet masing-masing memiliki aturan. 





















DAFTAR PUSTAKA

Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nasucha, Yakub, dkk. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Media Perkasa.


BTS - Jimin  - Park Ji Min