Bangtan Sonyeondan

Bangtan Sonyeondan

Rabu, 05 April 2017

critical book report penulisan karya ilmiah

CRITICAL BOOK REPORT
Dosen Pengampu : Dr. Yasaratodo Wau M.si
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Ira Natasya Tarigan
1153371013
EKSTENSI A

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya pada kita semua sehingga saya bisa menyelesikan Critical Book Report yang membandingkan dua buku sekaligus.
Critical book report ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah “Teori Penulisan Karya Ilmiah” yang diberikan oleh Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku dosen yang membimbing. Dalam kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu yang sangat berharga buat penulis.
Penulis amat menyadari bahwa pembuatan critical book report ini tidak sempurna adanya, namun banyak kekurangan baik dari sisi substansi, maupun teknis penulisan. Dengan demikian, kritik dan saran untuk menyempurnakan critical book report ini amat penulis harapkan.




















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Karya tulis mempunyai banyak ragam tergantung dari tujuan, manfaat, sumber penulisan, dan aspek-aspek lainnya. Berdasarkan sumbernya, secara umum karya tulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu karya fiksi (tidak ilmiah) dan non fiksi (ilmiah). Karya fiksi merupakan karya tulis yang sumbernya semata-mata imajinasi, fantasi, atau rekaan dari si penulis. Tujuan orang menulis fiksi biasanya untuk menghibur atau bisa jadi untuk mengungkapkan isi hati penulis. Karya sastra merefleksikan situasi masyarakat tertentu. Contoh dari karya tulis jenis ini adalah karya sastra: novel, cerpen, puisi, dan lain-lain.
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu. Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karangan ilmiah, laporan penelitian, makalah atau paper, artikel, dan lain-lain. Barangkali anda sering mendapat tugas dari guru untuk membuat karangan, makalah, atau paper sewaktu menempuh pelajaran tertentu. Ini artinya anda sudah pernah membuat karya ilmiah.

B.     Tujuan

1.      Menjelaskan apa saja yang ada di dalam penulisan karya ilmiah.
2.      Membandingkan kedua buku.
Image result for dasar dasar penulisan karya ilmiah e zainal 
C.    Manfaat

1.      Mengetahui apa saja yang ada di dalam penulisan karya ilmiah.
2.      Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap buku.



BAB II
ISI BUKU

1.      Identitas Buku

         Buku Utama (Buku Satu)
1.      Judul buku           :  Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah
2.      Pengarang            :  E. Zaenal Arifin
3.      Penerbit               :  PT GRASINDO
4.      Tahun terbit         :  2003
5.      Kota Terbit          :  Jakarta
6.      Tebal Buku          : 120 halaman

2.  Ringkasan Isi Buku
Sumber : Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
BAB I
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Penyususnan karangan ilmiah memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi masyarakat yaitu : pertama, penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan memebaca yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah ia mesti membaca terlebih dahulu kepustakaan yang ada relevansinyadengan topic yang akan dibahas. Kedua, penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau judul buku. Ketiga, penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, dan yangterakhir penulis akan turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
Waktu yang diperlukan untuk penyususnan karangan ilmiah berbeda-beda bergantung pada luas atau sempitnya masalah yang dibahas dan dangkal atau tidaknya pembahasan. Untuk karang ilmiah sederhana, seperti makalah atau kertas kerja dengan ketebalan kurang dari lima belas halaman, hanya diperlukan waktu sekitar tiga bulan, tetapi untuk karangan ilmiah yang luas dan emdalam seperti skripsi, diperlukan waktu enam sampai 12 bulan. Bahkan untuk penyususnan disertasi diperluka waktu lebih lama lagi.
BAB II
            Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap yaitu persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan atau penyuntingan konsep serta penyajian. Dalam tahap persiapan dilakukan pemilihan topic,penentuan judul, dan pembuatan rangka karangan. Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan diangkat kedalam karangan ilmiah, penyusun karangan ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis pokok pokok yang tidak menarik atau tidak diketaahui sama sekali.
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, tinggal menguji sekali lagi: apakah topik itu betul betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topic, judul karangan ilmiah bukanlah hal sulit ditentukan karena pada dasarnya, langkah langkah yang ditempuh dalam pembatasan topic sama saja dengan langkah langkah dalam penantuan judul. Pembatas topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah. Judul karangan ilmiah harus berbentuk frasa bukan kalimat.
Jika data sudah tertkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun hatus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk. Sebelum mengetik konsep, penyusun memeriksa dahulu konsep itu. Pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karangan dan cara penyajian karangan, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakannya.

BAB III
            Konvensi penulisan karangan ilmiah itu menyangkut (1) bentuk karangan ilmiah dan (2) bagian-bagian karangan ilmiah. Pembicaraan bentuk karangan ilmiah mencakupi (a) bahan yang digunakan, (b) perwajahan,dan (c) penomoran halaman. Kertas yang digunakan untuk mengetik karangan ilmiah sebaiknya kertas HVS berukuran kuarto, sedangkan kulitnya digunakan kertas agak tebal. Tata letak dan penulisan unsure unsure karangan ilmiah harus diusahan sebaik-baiknya agar karangan ilmiah tampak rapi dan menarik. Supaya setiap halaman ketikan tampak rapi, sebaiknya ketika mengetik gunakan kertas pola ukuran. Isi pernyataan atau keterangan yang tercantum dalam kartu hasil studi pustaka ditampilkan dalam naskah untuk menunjang dan memperkuat ide-ide yang dikemukakan dalam karangan ilmiah tersebut.
BAB IV
            Sistematika karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus dikemudiankan. Secara garis besarnya, bagian yang diletakkan di depan lazim disebut bagian pembuka karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Kulit luar 2. Halaman judul 3. Halaman pengesahan (jika diperlukan) 4. Halaman penerimaan (jika diperlukan) 5. Prakata 6. Daftar isi 7. Daftar tabel (jika ada) 8. Daftar grafik, bagan, gambar (jika ada)  9. Daftar singkatan dan lambang (jika ada). Bagian – bagian selanjutnya disebut bagian inti karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Bab pendahuluan 2. Bab analisis atau pembahasan dan 3. Bab simpulan. Selanjutnya , bagian yang ada setelah simpulan disebut bagian penutup karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Daftar pustaka 2. Indeks (jika diperlukan) dan 3. Lampiran (jika diperlukan).
BAB V
Karangan ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karangan ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbelit-belit. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa, bab ini akan membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat efektif dan penyususnan paragraph dalam karangan ilmiah.

Buku Pembanding 1 (Buku Kedua)

1.      Judul buku           :  Menulis Karya Ilmiah
2.      Pengarang            :  Etty Indriati, Ph.D
3.      Penerbit               :  PT Gramedia Pustaka Utama
4.      Tahun terbit         :  2013
5.      Kota Terbit          :  Jakarta
6.      Tebal Buku          : 105 halaman

BAB III

1.      Penuisan yang Efektif : Singkat, Jelas, Tepat, Aliran, Logika Lancar, Dan Koheren
Tulisan yang efektif harus mengandung unsure-unsur : jelas,tepat,aliran logika lancar, serta koheren. Singkat dalam arti tidak perlu menambahkan hal-hal di luar isi poko tulisan, serta tidak mengulang-ulang yang sudah di jelaskan (redundant). Jelas,kejelasan (clarity) dalam arti pemilihan kosa kata harus tepat menggambarkan apa yang di maksudkan penulis. Aliran logika (logical flow) lancardalam arti paparan ide pokokdi dukung oleh penjelasan dari kesimpilan .
            Menulis secara efektif tidak mudah, karena pengarang harus berfikir kritis untuk menyampaikan gagasannya. Howard dan Barton(1986) menyebutkan bahwa menulis pada dasarnya adalah kegiatan berfikir,selain berkomunikasi. Menurut Howard dan Barton ( 1986:20) menulis adalah:
-          Kegiatan simbolik yang membuahkan makna
-          Bagaikan kegiatan di atas pentas untuk menyampaikan makna kepada orang lain.
-          Cara untuk mengekspresikan diri dan alat untuk berkonsumsi denganorang lain.
Poin pertama menyebutkan bahwa menulis adalah kegiatan simbolik yang membuahkan makna, itu berarti menulis merupakan kegiatan berfikir diatas kertas. Bahan tulisan yang disampaikan di atas kertas bagaikan penampilan pemain drama di atas pentas. Penyampaian ini meliputi alur logika, koherensi, dan ketiadaan pengulangan gagasan yang telah disampaikan. Dalam penulisan akan menjelaskan langkah-langkah untuk membuat tulisan yang efektif. Pertama akan membahas cara penulisan kalimat efektif di tingkat intrakalimat dan antarkalimat (sentence level) sampai ketingkat paragraph ( paragraph level), sedangkan bagian kedua membahas jenis-jenis paragraph dan pengembangannya, selanjutnya, bagian ketiga akan membahas cara menulis gagasan yang panjang dan komplek dengan prinsip paralelisme dan keseimbangan. Bagian keempat menguraikan cara menulis argumentasi yang kuat,lalu bagian kelima mengulas kesinambungan antarbab.
3.1 Penulisan yang Efektif di Tingkat Kalimat dan Tingkat Paragraf
            Sebuah kalimat dikatakan efektif jika dapat menginformasikan satu gagasan atau maksud penulis dengan jelas dan tanpa kemungkinan mengandung arti ganda lebih-lebih di dalam tulisan karya ilmiah. Sebuah kalimat efektif harus dirangkaikan dengan kalimat-kalimat efektif yang lain untuk membentuk paragrafyang efektif. Penulisan yang efektif pada tingkat intrakalimat dan antar kalimat akan membentuk fundamen yang kuat bagi pembentukan paragraph yang baik. Program penulisan ilmiah di University of Chicago, The little Red Schoohouse of Chicago ( LRS 1995), menganjurkan jurus-jurus penulisan yang mudah dimengerti yang dikemas dalam sepuluh perintah ( commandments) .
1.      Ungkapan tindakan penting dengan kata kerja yang tepat,bukan dengan kata benda.
2.      Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerja.
3.      Letakkan informasinnya yang lebih singkat sebelum informasi yang panjang dan kompleks .
4.      Pelihara integritas atau kesatuan ( Co-Core-Others )
5.      Letakkan informasinya yang familier dan berulang di awal kalimat.
6.      Letakkan informasinya baru dan tidak terduga di akhir kalimat dan berlatih penekanan.
7.      Susunlah tali-tali topic untuk membentuk paparan informasi  yang koheren dan konsisten.
8.      Buatlah rancangan issue untuk setiap paragraph tulisan anda. Setiap issue harus berkaitan dengan isi diskusi di bagian akhir paragraph sebelumnya.
9.      Rumuskan sentence points ( maksud-maksud kalimat ) yang tepat untuk setiap discourse( unit tulisan) .
10.  Biasakan untuk meletakkan sentence point di bagian akhir issue, jangan di bagian akhir diskusi.
Penekanan Teks (stress) : bagian yang berisi informasi yang perlu ditekan kan dan diletakkan pada akhir kalimat. Penekanan teks menuntun pembaca ke isi informasi kalimat-kalimat berikutnya.
Tali- tali topik ( thematic strings ) : topik kalimat adalah hal yang menjadi topik pembicaraan dalam kalimat utama,tetapi bukan ide utama. Topik kalimat yang satu dengan yang berikutnya harus saling berkaitan membentuk tali pokok untuk mendukung koherensi dan konsistensi.
Issue : terdapat pada tingkat antarkalimat, letaknya di awal paragraph. Konteks issue adalah bagian pendahuluan pada paragraph yang mengantar pembaca ke masalah yang akan di diskusikan dalam paragraph tersebut.
Diskusi (discuation) istilah diskusi menerangkantentang posisi/letak yaitu pada bagian akhir paragraph. Isinya melanjutkan informasi yang anda tulis pada bagian issue di awal paragraph.
      Ada juga istilah point (maksud) :
1.      Sentence point (maksud kalimat)
2.      Paragraph point ( maksud paragraph)
3.      Anticipatory point ( maksud antisipasi)
4.      Paper point ( maksud tulisan )
-          Solusi masalah pembaca
-          Jawaban terhadap pertanyaan yang anda ajukan
-          Klaim utama tentang argument keseluruhan
-          Tesei anda
1.      Tindakan penting dikemukakan dengan kata kerja yang tepat bukan dengan kata benda.
a.       Rector membuat keputusan untuk mengakhiri program kuliah kerja nyata.
b.      Rector memutuskan untuk mengakhiri program kuliah kerja nyata.
2.      Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerjanya.
a.       Ahli psikologi dengan berbagai cara telah mempelajari kretivitas .
b.      Kreativitas oleh ahli psikologi telah dipelajari dengan berbagai cara.
c.       Kreativitas dengan berbagai cara telah dipelajari oleh ahli psikologlogi.
d.      Ahli psikologi telah mempelajari kreativitas dengan berbagai cara.
3.      Letakkan informasi yang lebih singkat/ mudah sebelum informasi yang panjang dan kompleks.
4.      Pelihara integritas atau kesatuan ( Co-Core-Others)
5.      Letakkan informasi yang familier dan berulang di awal kalimat.
3.2 jenis- jenis Paragraf dan Pengembangan nya
            - paragraph pengembangan dengan perincian dan pelukisan
            - paragraph pengembangan dengan penegasan kembali atau pengeluaran
            - paragraph pengembang dengan perbandingan dan pengontrasan.
            - paragraph pengembangan dengan analogi
            - paragrafpengembang dengan sebab dan akibat
            - paragraph pengembang dengan defenisi
           
3.3 Menuangkan gagasan panjang : paralelisme dan keseimbangan

3.4 Membuat Argumentasi

3.5 Kesinambungan Antarbab


BAB IV
PRESENTASI LISAN DAN POSTER

Persentasi lisan antara lain dilakukan untuk : mempertahankan disertasi, mengajukan usulan penelitian pada aplikasi dana penelitian, dan melaporkan hasil penelitian padaseminar-seminar ilmiah. Presentasi ( pameran) poster dilakukan bersam dengan presentasi poster,memiliki keuntungan lebih dibanding presentasi lisan karena lebih banyak waktu diskusi bisa digunakan oleh pemira yang tertarik pada hasil penelitian kita. 


4.1  Presentasi Lisan
1.      Ukuran Poster
Standart internasional untuk kongres nasional tahun American Association of Physical Anthropologi mengajurkan ukuran poster dengan tinggi 1,2 meter dan lebar 2.4 meter. Pin untuk menancapkan poster ke papan pameran ( push pinsl thumbtacks) disiapkan sendiri oleh presemter.
2.      Organisasi
a.       Pengantar
b.      Bahan dan metode
c.       Hasil
d.      Ringkasan dan kesimpulan
e.       Daftar pustaka yang selektif dan ucapan terimakasih.

3.      Ukuran Huruf
Untuk ukuran judul harus dapat dibaca dengan jelas darijarak 2,5 meter . untuk itu sebaiknya digunakan ukuran 44, sedangkan untuk subjudul cukup ukuran 30-36 . huruf-huruf lain pada poster hendaknya dapat dibaca dari jarak 1,5 meter. Huruf dengan ukuran 18 sudah memadai ,tetapi menggunakan ukuran 20-14 akan lebih jelas dan lebih baik .

4.      Proporsi antara gambar, table, dan teks
5.      Gerakan mata
6.      Daftar pustaka
7.      Ucapan terimakasih
8.      Foto copy gambar dan grafik
Presentasi lisan dan presentasi poster sama pentingnya , keduanya sama-sama memerlukan persiapan yang baik seperti halnya menuyusun tulisan ilmiah. Presentasi lisan dan poster adalah bagian integral dari penelitian kita . karena itu pembuatannya harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah seperti diuraikan di atas . sebagus apapun laporan tertulis karya ilmiah kita. Bila presentasi lisan dan poster dilakukan tanpa persiapan yang matang, haislnya tidak akan mencerminkan karya ilmiah yang baik.
BAB III
KELEBIHAN & KEKURANGAN BUKU

A.    Kelebihan

Dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah karangan E. Zaenal Arifin, memiliki rincian mengenai penulisan karangan ilmiah yang begitu jelas dan lebih lengkap. Dalam buku ini dijelaskan dengan begitu jelas dan padat. Ketika kita menguasai buku ini maka kita secara bertahap akan mengetahui dan menguasai materi yang sudah dikaji. Dan buku ini penting untuk dipelajari, dikarenakan daftar pustaka yang lengkap setiap halamannya, serta banyak pendapat ahli didalam buku ini.

Buku yang kedua adalah buku yang berjudul Menulis Karya Ilmiah karangan Etty Indriati, Ph.D, menjelaskan buku secara rinci dan bertahap sehingga pembaca mudah dalam membaca dan memahami isi buku tersebut. Didalam buku ini kita tidak hanya menemukan bahan untuk pembelajaran saja melainkan banyak bahan-bahan yang ada didalam buku ini.

B.     Kelemahan
Dalam buku Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah yang Pertama memang dijelaskan secara detail, tetapi penjelasannya kurang panjang atau kurang banyak, sehingga ketika kita mempelajari buku ini,  kurang merasa puas membaca buku ini, karena penjelasannya yang begitu singkat. Dan bahasa nya terlalu baku sehingga tidak mudah dipahami dan sastranya begitu kuat.

Sedangkan dalam buku Menulis Karya Ilmiah yang Kedua beberapa penjelasan memberikan bahasa yang sulit dipahami sehingga pembaca harus sering mengulang bacaannya.  Buku itu terlalu sulit kata-kata nya, saya saja cukup detail untuk meringkas buku ini, dan ketika kita tidak fokus membaca bahan bacaan ini kita tidak mengetahui arti dari kata yang ditulis oleh si penulis tersebut.



BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing buku  memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Seperti buku yang berjudul Dasar Dasar Penulisan Karangan Ilmiah yang Pertama yang menjelaskan secara singkat dan padat, tentang pengenalan terhadap penulisan karya ilmiah, tahap-tahap penyusunan karangan ilmiah, konvensi karangan ilmiahsistematika karangan ilmiah, dan bahasa dalam karangan ilmiah. Dapat kita simpulkan juga  bahwa buku ini juga memiliki kelemahan masing-masing seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang diberikan. Dengan tugas dalam membuat critical book ini,  maka terciptalah dalam diri kita rasa ingin tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut. Dan tanpa kita sadari rasa mau dalam diri kita dalam belajar keras akan muncul demi mendapatkan hasil yang memuaskan.

B.     Saran
      Saran penulis kepada pembaca semoga critical book ini dapat bermanfaat bagi anda, dengan membaca critical book ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan sebuah critical book. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari pembaca.



 Image result for background thankyou








BTS - Jimin  - Park Ji Min