Bangtan Sonyeondan

Bangtan Sonyeondan

Kamis, 20 Agustus 2015

pendidikanmasyarakat



BAB II
                           PEMBAHASAN


Program Pendididkan di Masyarakat
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada pasal 26 ayat (3), tercantum program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

a.             Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan Kecakapan Hidup adalah kemampuan yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saling berinteraksi diyakini sebagai unsur penting untuk lebih mandiri. Pendidikan Kecakapan Hidup berpegang pada prinsip belajar untuk memperoleh pengetahuan (kearning to know), belajar untuk dapat berbuat/bekerja (learning to do), belajar untuk menjadi orang yang berguna (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).
Berdasarkan prinsip di atas, pada dasarnya pendidikan kecakapan hidup bermaksud memberi kepada seseorang bekal pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fungsional praktis serta perubahan sikap untuk bekerja dan berusaha mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya.

b.             Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya.
Secara umum tujuan dari program PAUD adalah memberikan dukungan bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya anak usia dini serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran orang tua dan masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini.

c.              Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan merupakan suatu usaha dari pemerintah untuk menciptakan generasi-generasi yang berpotensi agar pemuda melakukan hal bemakna.dengan kata lain pendidikan kepemudaan adalah kegiatan membangkitkan potendi dan peran aktif pemuda.Pendidikan kepemudaan sasarannya khusus pemuda. Contohnya adalah dengan dibentuknya Kelompok Usia Pemuda Produktif (KUPP). Melalui program KUPP diharapkan para pemuda melalui kemampuan tertentu dalam bidang usaha sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

d.             Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
Pendidikan pemberdayaan Perempuan diperuntukkan khusus untuk perempuan. Hal ini didasarkan atas masih banyak perempuan yang belum berdaya, padahal mereka memiliki potensi yang perlu dikembangkan.

e.              Pendidikan Keaksaraan
Program pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan pendidikan nonformal untuk membelajarkan warga masyarakat buta aksara, agar memiliki keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfatkan potensi yang ada dilingkungan sekitarnya, sehingga WB dan masyarakat dapat meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.

Pendidikan Keaksaraan yang dikembangkan saat ini adalah program keaksaraan fungsional yang pada dasarnya merupakan suatu pengembangan dari program keaksaraan sebelumnya.
Program Keaksaraan Fungsional pada dasarnya bertujuan untuk:
1)        Meningkatkan keterampilan membaca, menulis, menghitung dan juga keterampilan berbicara, berpikir, mendengar dan berbuat.
2)        Memecahkan masalah kehidupan Warga Belajar melalui kehidupannya dalam membaca, menulis, berhitung dan berbuat.
3)        Menemukan jalan untuk mendapatkan sumber-sumber kehidupan sehari-hari Warga Belajar.
4)        Meningkatkan keberanian warga masyarakat untuk berhubungan dengan lembaga yang berkaitan dengan kebutuhan belajarnya.
5)        Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembaharuan agar dapat berpartisipasi dalam perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di masyarakat.
6)        Meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui keterampilan dan kebudayaan di masyarakat.

f.         Pendidikan Keterampilan
Program pendidikan keterampilan ditujukan untuk membekali warga belajar dalam bidang keterampilan yang dapat dijadikan bekal usaha. Dengan keterampilan yang dimiliki diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Program pendidikan keterampilan yang dapat dikembangkan dalam masyarakat adalah :
1)      Keterampilan dalam bidang kemampuan bahasa;
2)      Keterampilan dalam bidang berumah tangga;
3)      Keterampilan dalam bidang penampilan diri;
4)      Keterampilan dalam bidang usaha;
5)      Keterampilan dalam bidang pekerjaan jasa;

g.           Pendidikan Kesetaraan
Dalam menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan kesetaraan melalui pendidikan nonformal mendapat perhatian cukup tinggi. Hal ini terjadi karena program wajar dikdas 9 tahun tidak hanya bisa ditangani melalui pendidikan formal saja.
Banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan karena berbagai alasan, diantaranya tidak ada biaya, harus bekerja membantu orang tua. Mereka terpaksa putus sekolah baik pada tingkat SD, SMP, SMA.
Program kesetaraan yang ada di masyarakat yaitu mencakup : Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, Paket B, Paket C.Menurut Zaenudin (2005) Kejar Paket A yaitu suatu upaya belajar dan bekerja secara sadar dan berencana dalam organisasi kelompok untuk meningkatkan pendidikan warga belajar, sehingga setara dengan sekolah dasar.
h.        Program  pendidikan Orang Dewasa, Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Program Pendidikan Orang Dewasa dan Pemberdayaan Perempuan terdiri atas : Pendidikan Kecakapan dan Pengasuhan Lansia, Pendidikan Kecakapan Keorangtuaan, Pembelajran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (EfSD), Pembelajaran Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan, dan Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu, Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Anak.
            i.       program  Penataan Kelembagaan
Program penataan kelembagaan terdiri atas delapan jenis program, antara lain: Peningkatan Mutu Dikmas Melalui Kerjasama Perguruan Tinggi (PT), Pendampingan Rumah Pintar, peningkatan Kapasitas Kelembagaan PSW/PSG, Penguatan Balai Belajar Bersama, Pendampingan PKBM, Peningkatan Mutu Kelembagaan PKBM, dan Peningkatan Mutu Forum Komunikasi PKBM dan Lembaga Sejenis.







Sabtu, 13 Juni 2015

critical book mata kuliah pekerjaan sosial


 
PEKERJAAN SOSIAL
CRITICAL BOOK REPORT




Oleh
Ira Natasya Tarigan
1153371013
PLS Ekstensi A 2015


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

PEMBAHASAN

1.      Identitas Buku

         Buku Utama (Buku Satu)
1.      Judul buku           :  Pekerjaan sosial
2.      Pengarang            :  Elizon Nainggolan
3.      Penerbit               :  UNIMED PRESS
4.      Tahun terbit         :  2014
5.      Kota Terbit          :  Medan
6.      Tebal Buku          : 164 halaman

1.      KESIMPULAN DARI BUKU UTAMA
Dalam Bab I buku ini penulis membahas mengenai "Hakekat Pekerjaan Sosial" dimana dalam bab ini penulis membahas tujuh point mengenai hakikat pekerjaan sosial.  Adapun yang pertama yaitu Sejarah Perkembangan Pekerjaan Sosial.disini dijelaskan bahwa Pekerjaan sosial berkembang dari mitos mitos kuno yang berisi tentang 2 pekerjaan,yaitu pekerjaan Filantropi dan pekerjaan Charity. Pekerjaan Filantropi adalah pekerjaan yang diberikan pada seseorang didasarkan oleh rasa belas kasihan . Sedangkan pekerjaan Charity adalah suatu pekerjaan yang diberikan berdasarkan pada firman tuhan.
Pada Bab II " Komunikasi Pekerjaan Sosial" membahas tentang konsep komunikasi serta Komunikasi pengumpulan data. Pertama, penulis membahas tentang pengertian dari komunikasi dimana komunikasi adalah Penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambing lambing,kata kata,gambar gambar dan lain-lain.
Dalam Bab III buku ini penulis membahas mengenai "Administrasi pekerjaan sosial" dimana dalam bab ini penulis mendefenisikan/menerangkan arti dari administrasi baik dari segi arti sempit kemudian juga dalam arti luas, kemudian penulis juga menambahkan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari kata administrasi. kemudian  dilanjutkan dengan  pembahasan tentang unsur-unsur pada administrasi yang tanpa poin-poin tersebut proses dalam administrasi atau dengan kata lain siklus kegiatan administrasi tidak akan dapat berjalan. Selanjutnya juga dijelaskan mengenai administrasi yang dilihat dari tiga sudut yaitu sudut, proses, kegiatan sekelompok orang. Hingga diakhiri sengan pembahasan mengenai administrasi kesejahteraan sosial yang dijelaskan bahwasannya administrasi kesejahteraan sosial adalah seganap kegiatan yang dilakukan guna mencapai kesejahteraan orang dan kelompok.
Bab IV berisi mengenai pembahasan “Metode Pekerjaan Sosial” , yaitu metode yang digunakan para pekerja sosial salam mengadakan pendekatanterhadap masaalh yang dihadapioleh kliennya/ masyarakat. Dimana pembahasan metode ini dibagi atas beberapa bagian yaitu bimbingan sosial perseorangan (metode membantu yang siarahkan pada usaha mendorong dan menampilkan kemampuan individu), bimbingan kelompok (usaha yang dilakukan pekerja sosial untuk membantu individu-individu dalam sebuah kelompok memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri melalui proses kelompok), bimbingan organisasi masyarakat( upaya untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan sosial di suatu masyarakat pada daerah tertentu melaluli saran dan sumber-sumber yang tersedia si masyarakat).
Pada Bab V " Tingkah Laku Manusia Dalam Kaitannya Dengan Pekerjaan Sosial" dimana dalam bab ini yang pertama membahas mengenai Tingkah Laku Manusia Dan Lingkungan Sosial. Tingkah laku manusia adalah kegiatan aktivitas manusia yang tampak maupun tak tampak yang dapat dipengaruhioleh situasi dan kondisi dimana manusia berada. Tingkah laku manusia dan lingkungan sosial adalah interaksi dinamis yang terjadi dalam kehidupan manusia dalam rangka mencapai suatu keseimbangan antara pemenuhasn kebutuhan manusia dan situasi lingkungan sosialnya. Tujuan mempelajari tingkah laku manusia dan lingkungan sosial ini juga disebutkan didalam buku ini,penulis menuliskan bahwa dalam praktik pekerjaan sosial, seorang pekerja sosial akan berhadapan dengan berbagai tingkah laku manusia,baik dari segi latar belakangnya maupun dari lingkungan sosialnya.
Dalam Bab VI penulis memaparkan pembahasan mengenai “Masalah Sosial Dan Lembaga-Lembaga Penanganan Masalah Sosial”.yang diawali dengan pembahasan mengenai masalah sosial, yaitu yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Kemudian terdapat juga beberapa pendapat para ahli mengenai masalah soaial di tengah-tengah masyarakat seperti salah atunya oleh Nathan E. Cohen (1964) masalah sosial adalah terbatas pada masalah-masalah kelompok atau tingkah laku individual yang menuntut adanya campur tangan dari masyarakat yang teratur agar masyarakat dapat meneruskan fungsinya.

Buku Pembanding  (Buku Kedua)

1.      Judul buku           :  Pekerjaan Sosial di Dunia Industri
2.      Pengarang            :  Edi Suharto, Ph. D.
3.      Penerbit               :  PT Refika Aditama
4.      Tahun terbit         :  2007
5.      Kota Terbit          :  Bandung
6.      Tebal Buku          : 172 halaman



2.      KESIMPULAN DARI BUKU PEMBANDING
Buku ini dimulai dengan pengertian pekerjaan sosial dimana pekerjaan sosial adalah aktivitas professional untuk menolong individu,kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisi kondisi masyarakat yang kondusif untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam konteks pembangunan nasional, maka pembangunan kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai segenap kebijakan dan program yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan civil society untuk mengatasi sosial dan memenuhi kebutuhan manusia melalui pendekatan pekerjaan sosial.
Beberapa bidang garapan pekerjaan sosial diantaranya keluarga dan pelayanan anak, kesehatan dan rehabilitasi, pengembangan masyarakat, jaminan sosial, pelayanan kedaruratan, pekerjaan sosial sekolah, dan pekerjaan sosial industri.
Pekerjaan sosial industri dapat didefenisikan sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial didunia kerja melalui berbagai intervensi dan penerapan metode pertolongan yang bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara individu dengan lingkunganny, terutama lingkungan kerja. Pekerjaan sosial terlahir dalam konteks pertumbuhan masyarakat industri. Pekerjaan sosial industri pertama kali muncul tahun 1880-an.
Selanjutnya, penulis menuliskan tentang model pelayanan dalam pekerjaan sosial, dimana permasalahan yang ditangani oleh pekerja sosial didalam dunia industry adalah masalah yang terkait dengan dampak negatif industrialisasi yaitu 1).Alienation atau perasaan keterasingan dari diri,keluarga, dan kelompok sosial.2).Alcoholism :ketergantungan terhadap alcohol,obat-obatan terlarang yang dapat menurunkan produktivitas kehidupan sosial seseorang.3).Absenteeism ataupun perilaku membolos kerja dikarenakan rendahnya motivasi pegawai.4). Accident :kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh menurunnya konsentrasi pegawai atau oleh karena lemahnya system keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja.
Dalam melaksanakan fungsinya, pekerja sosial biasanya bekerja dibawah naungan serikat buruh, kelompok sejawat (sebuah asosiasi individu dalam perusahaan yang sama, namun tidak selalu menjadi anggota serikat buruh), atau dibawah manajemen organisasi swasta atau negri (misalnya menjadi staf Human Resource Development)
Selain itu, penulis juga memaparkan mengenai terapi individu,dimana penulis menuliskan bahwa pekerja sosial yang bekerja pada lembaga sosial paling sering memberikan pelayanan konseling pada kliennya. Pelayanan konseling merupakan ciri khas intervensi pekerjaan sosial dalam membantu mengatasi problema sosial yang dihadapi para pegawai.konseling adalah salah satu teknik dalam gugus pendekatan pekerjaan sosial dengan individu yang dikenal dengan nama metode casework atau terapi perseorangan.
Selanjutnya diterangkan mengenai terapi kelompok,dimana terapi kelompok adalah suatu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media dalam proses pertolongan professionalnya. Didunia industry, terapi kelompok sangat sering digunakan sebagai metode untuk mengatasi masalah masalah yang dialami para pegawai seperti kecanduan alcohol, kemalasan bekerja, konflik antar pegawai.
Pada bab selanjutnya dijelaskan tentang bornout dan stress. Burnout adalah hilangnya perhatian terhadap orang yang sedang ditolongnya.ditandai dengan kelelahan fisik dan penyakit fisik juga ditandai dengan kelelahan emosional. Burnout sangat berkaitan dengan istilah keterasingan,acuh tak acuh, apatis, sinis, pesimis, kelelahan fisik, atau ketegangan yang teramat sangat.penulis menuliskan tentang beberapa penjelasan untuk mencegah dan mengurangi burnout serta stress,diantaranya :
1.      Berpikiran positif
2.      Mengubah pikiran yang bisa akibatkan burnout
3.      Relaksasi
4.      Melakukan latihan olahraga
5.      Melakukan hal-hal yang disenangi
6.      Humor
Lalu pada bab selanjutnya membahas tentang manajemen perawatan kesehatan mental.diman yang dimaksuddengan manajemen perawatan kesehatn mental telah menjadi sebuah pelayanan yang penting di perusahaan. Pekerja sosial merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam bidang ini, karena program- program pelayanan.
Lalu di bab selanjutnya,penulis membahas tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Dimana keselamatan kerja dan pencegahan penyakit dan kecelakaan ditempat kerja merupakan perhatian para pekerja beserta keluarganya. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah bidang yang luas dan melibatkan beberapa disiplin akademis, profesi dan sektor sektor penentu kebijakan mulai dari kegiatan penelitian hingga pembuatan rencana dan pelaksanaan intervensi. Profesi pekerjaan sosial secara historis telah memainkan peranan penting dalam memperjuangkan pentingnya perhatian tehadap dampak kesehatan dan keselamatan kerja terhadap pegawai dan keluarganya. Berawal dari 1990-an, tokoh pekerjaan sosial telah bekerja keras untuk mendokumentasikan kebutuhan akan reformasi sosial kebijakan yang melindungi para korban kecelakaan di perusahaan.
            Dalam bab selanjutnya, dijelaskan tentang manajemen sumberdaya manusia. Dijelaskan bahwa di dunia industri pemecahan masalah sosial sebelumnya dipandang sebagai bagian dari usaha-usaha individu secara personal, yakni sebagai kewajiban pegawai dan bukan tanggungjawab perusahaan. Sekarang kita menyadari bahwa persoalan persoalan tersebut merupakan bagian dari dunia industry, domain perusahaan dan tempat kerja. Manajemen sumberdaya manusia adalah bidang urusan yang berkaitan dengan manusiayang berdampingan dengan lingkungan kerjanya, apakah itu di perusahaan pemerintah,swasta, maupun organisasi sosial nir-laba.
            Selanjutnya dibahas tentang asesmen budaya perusahaan. Penulis menjelaskan bahwa sejalan dengan masuknya para pekerja sosial ke bidang industri,khususnya dunia perusahaan, keterampilan asesmen harus diadaptasikan agar sesuai dengan lingkungan tersebut. Seorang pekerja sosial harus memiliki berbagai keterampilan klinis dan administrasi, serta pengetahuan mengenai dunia industri. Jika suatu waktu seorang pekerja sosial dihubungi oleh manajer sumberdaya manusia sebuah perusahaan besar yang menginginkannya merancang program bantuan bagi pegawai di persahaannya.
            Di bab berikutnya, penulis memberi penjelasan mengenai defenisi tanggungjawab sosial perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Tsp merupaka sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.
            Pada bab berikutnya, penulis menuliskan tentang pengembangan masyarakat. Secara garis besar, pekerjaan sosial melibatkan intervensi atau penanganan masalah pada dua aras atau tingkatan, yakni tingkat mikro(individu, keluarga, kelompok) dan makro (organisasi dan masyarakat). Karenanya, selain dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai penanganan masalah yang dialami individu, keluarga, dan kelompok, pekerja sosial juga perlu memiliki pemahaman mengenai metoda atau strategi dalam melakukan perubahan organisasi, masyarakat, dan kebijakan.
Dalam bab selanjutnya, dibahas tentang advokasi. Berpijak pada literatul pekerjaan sosial, advokasi sosial dapat dikelompok kedalam 2 jenis,yaitu: advokasi kasus dan advokasi kelas. Advokasi yang dilakukan pekerja sosial dalam membantu orang miskin seringkali sangat berkaitan dengan konsep manajemen sumber. Demi mempermudah pemahaman pembaca, penulis memfokuskan strategi advokasi kedalam 3 setting atau aras (mikro,mezzo,dan makro) dan mengkajinya dari empat aspek (tipe advokasi,sasaran/klien,peran pekerja sosial,dan teknik utama).
            Pada bab terakhir sebagai akhir, dibahas kebijaksanaan sosial . kebikjasaan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan public. Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat public, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. Kebijakan sosial menunjuk pada apa yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pemberian beragam tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan, dan program-program tunjangan sosial lainnya. Dinegara Negara indusrti maju, secara tradsi kebijakan sosialmencakup ketetapan atau regulasi pemerintahmengenai lima bidang pelayanan sosial, yaitu jaminan sosial, pelayanan perumahan, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan atau perawatan sosial personal.















KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


KELEBIHAN BUKU
Buku ini memiliki kelebihan dalam hal pemaparan tiap-tiap teknik dalam mengevaluasi program pekerjaan sosial. Pada setiap teknik tidak hanya di paparkan pengertiannya saja tetapi disertai dengan tujuan dan tingkat pencapaiannya serta materi tentang teknik evaluasi program pendidikan luar sekolah.
Keruntunan pemaparan dan penjelasan proses pekerjaan sosial dalam buku ini bagus, karena penjelannya dipaparkan secara terurut. Pada buku ini juga disertai dengan tabel-tabel yang dapat membantu pembaca dalam mengartikan isi buku tersebut sehingga lebih mudah dipahami. Kalimat yang digunakan dalam pemaparan hakikat pekerjaan sosial dalam buku ini juga tidak berbelit-belit dan mudah dipahami, sehingga dapat dimengerti oleh oranglain yang bukan memiliki latar belakang pendidikan luar sekolah sekalipun


KEKURANGAN BUKU
Pembahasan tentang evaluasi program pendidikan luar sekolsh dalam buku ini juga memiliki kekuangan, antara lain yaitu:
1.      Pada tiap-tiap bagian bagian dalam proses pekerjaan sosial yang dipaparkan, tidak semua penulis membuat pengertian tiap-tiap bagian dalam mengevaluasi program pekerjaan sosial, ada yang memiliki pengetian dan banyak pula yang tidak diartikan di dalam buku ini. Jika dijelaskan pengertiannya semua terlebih dahulu, maka akan mempermudah pembaca mengerti walaupun pembaca adalah orang awam atau tidak memiliki latar belakang pendidikan luar sekolah.

BTS - Jimin  - Park Ji Min