MAKALAH
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
“Konsep Dasar Pendidikan Kecakapan
Hidup”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata
kuliah Pendidikan Kecakapan Hidup
Dosen Pengampu : Dr. Farihah, M.Pd
Oleh:
KELOMPOK I
DITA PUTRI PRATIWI 1153371009
IRA NATASYA TARIGAN 1153371013
M.SIDIQ ZAELANI 1173171017
RAGIL ATMAJA 1172171016
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Terima kasih juga tidak lupa kami
ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah pendidikan kecakapan hidup Dr.
Farihah,M.Pd. yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Makalah
ini adalah makalah yang berisi ulasan mengenai Konsep Dasar Kecakapan Hidup (Life Skill). Makalah ini diharapakan
dapat digunakan sebagai referensi untuk pembaca di semua kalangan tentang
Konsep Dasar Kecakapan Hidup (Life
Skill).
Dalam
menyusun makalah ini masih banyak kekeliruan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapakan kepada para pembaca, untuk perbaikan
makalah yang lebih baik di masa yang datang.
Medan,
September 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................................................i
DAFTAR ISI
............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah
..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan
............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian pendidikan
kecakapan hidup ......................................................................3
B.
Jenis-jenis kecakapan hidup (Life skill)
..................................................................................4
C.
Tujuan Kecakapan Hidup (Life Skill)
...........................................................................7
D.
Hakekat Life Skills (Kecakapan Hidup)
.......................................................................8
E.
Integrasi Kecakapan Hidup dengan
Pendidikan Luar Sekolah .................................9
F.
Ciri-ciri Program Kecakapan hidup (life skills) dalam PLS
.....................................10
G.
Jenis Program PKH Dalam PLS ..................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................................................................................12
B. Saran
..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Selama ini
masyarakat dan praktisi pendidikan menganggap bahwa indikator keberhasilan
pembelajaran sebagai inti proses pendidikan adalah nilai ujian nasional.
Pandangan seperti ini tidak keliru, akan tetapi baru melihat salah satu
indikator saja. Apabila keberhasilannya hanya dipandang sebelah, maka
pembelajaran cenderung lebih menekankan kepada aspek kognitif saja, sehingga
aspek afektif dan psikomotorik agak terabaikan. Sementara itu, sejak tahun 2001
telah bergulir tujuan proses pembelajaran ke arah penguasaan kompetensi dasar
yang bermuara pada penguasaan kecakapan hidup (Life skills) yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.
Kecakapan
hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah kecakapan yang
dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan yang
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif menemukan
solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Kecakapan hidup mendukung munculnya
perilaku adaptif dan positif yang memungkinkan individu untuk secara efektif
menangani tuntutan dan tantangan dalam kehidupan sehari‐hari. Secara khusus, kecakapan hidup adalah kompetensi
psikososial dan keterampilan interpersonal yang membantu orang membuat
keputusan yang tepat, memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif,
berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan yang sehat, berempati
dengan orang lain, dan mengatasi mengelola hidup mereka dengan cara yang sehat
dan produktif.
Mengembangkan
kecakapan hidup berarti membantu individu untuk menerjemahkan pengetahuan,
sikap, keterampilan sekaligus nilai‐nilai ke
dalam perilaku yang mendukung pengatasan masalah sehari‐hari. Kecakapan hidup membantu dalam membangun
kepercayaan diri dan membuat mereka lebih mandiri dan mengambil keputusan
secara efektif. Hal ini juga membantu individu dalam manajemen diri dan untuk
mengambil keputusan karir yang tepat. Hal ini juga membantu dalam meningkatkan
keterampilan interpersonal mereka untuk membangun hubungan yang sehat dalam
hidup.
Pendidikan
kecakapan hidup sangat penting untuk mendukung individu berkembang misalnya
pendidikan kecakapan hidup kepada remaja agar mereka menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab. Sehingga seseorang harus mempelajari kecakapan hidup yang
benar agar bertahan dalam menjalani kehidupannya, karena kecakapan hidup itu
sendiri membantu atau membentengi diri untuk senantiasa semangat dan antusias
menjalani hidup.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah
ini adalah :
1.
Apa itu pendidikan kecakapan hidup?
2.
Bagaimana Program
Kecakapan hidup (life skills)
dalam PLS?
3.
Bagaimana hakekat kecakapan hidup (life skill)?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui makna dari pendidikan
kecakapan hidup.
2.
Untuk mengetahui bagaimana program kecakapan hidup
dalam PLS.
3.
Untuk mengetahui hakekat kecakapan hidup (life skill).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian kecakapan hidup
Life skill
atau kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi hingga
mampu mengatasinya.
Konsep
kecakapan hidup dirumuskan secara beragam, salah satu konsep yang dikemukakan
oleh Nelson Jones menyebutkan bahwa secara netral kecakapan hidup merupakan
urutan pilihan yang dibuat seseorang dalam bidang keterampilan yang spesifik.
Secara konseptual, kecakapan hidup adalah urutan pilihan yang memperkuat
kehidupan psikologis yang di buat seseorang dalam bidang yang lebih khusus.
Pembelajaran
berorientasi kecakapan hidup adalah pendidikan untuk meningkatkan kemampuan,
kesanggupan, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjaga
kelangsungan hidup dan pengembangan dirinya. Kemampuan di sini adalah realisasi
dari kecakapan hidup yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kecakapan hidup terdiri dari kecakapan hidup yang bersifat umum dan khusus.
Menurut Malik Fadjar kecakapan hidup sama dengan empat pilar pendidikan yang di
canangkan UNESCO, yakni learning
to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to be (belajar menjadi diri
sendiri) dan learning to live
together (belajar hidup dalam kebersamaan).
Berikut definisi dan pengertian kecakapan hidup
dari beberapa sumber buku:
·
Menurut Tim Broad-Based Education
(2002), kecakapan hidup atau life skills sebagai kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas,
2002:2).
·
Menurut Anwar (2004:54), kecakapan
hidup adalah kemampuan yang diperlukan untuk berinteraksi dan beradaptasi
dengan orang lain, dan masyarakat atau lingkungan dimana ia berada antara lain
keterampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah, berfikir kritis, berfikir
kreatif, berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran
diri, berempati, mengatasi emosi, dan mengatasi stres.
·
Menurut Mawardi (2012:287), life
skill atau kecakapan hidup sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang
diperlukan oleh seseorang untuk berfungsi secara independen dalam
kehidupan.
·
Menurut Undang Undang Republik
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
kecakapan hidup (life skill) adalah pendidikan yang memberikan kecakapan
personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional
untuk bekerja atau usaha mandiri.
B.
Jenis-jenis kecakapan hidup (Life skill)
1.
Kecakapan hidup
generik (Generic Life Skill)
Kecakapan
hidup generik atau kecakapan yang bersifat umum, adalah kecakapan untuk
menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan hidup generik berfungsi
sebagai landasan untuk belajar lebih lanjut dan bersifat trabsferable, sehingga
memungkinkan untuk mempelajari kecakapan hidup lainnya, kecakapan hidup generik
terdiri dari :
a. Kecakapan Personal, Terdiri Dari:
1)
Kecakapan mengenal diri (skill
Awardness-self)
Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai
makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri.
Kecakapn mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan sebagai makhluk
Tuhan, makhluk sosial, bagian dari lingkungan, serta menyadari dan mensyukuri
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menungkatkan diri agar
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Walaupun mengenal diri
merupakan sikap, nmaun diperlukan kecakapan untuk mewujudkannya dalam perilaku
keseharian. Mengenal diri akan mendorong seseorang untuk beribadah sesuai
agamanya, berlaku jujur, bekerja keras, disiplin, serta toleran terhadap
sesama.
2)
Kecakapan
berfikir (skill Thinking)
Kecakapan berpikir merupakan
kecakapan menggunakan
pikiran atau
rasio secara optimal. Kecakapan
berpikir meliputi :
·
Kecakapan Menggali dan Menemukan Informasi (Information
Searching)
Kecakapan menggali dan menemukan informasi memerlukan keterampilan
dasar seperti membaca,menghitung, dan melakukan observasi. Dalam ilmu
kimia,
observasi melalui pengamatan sangat penting dansering dilakukan.
·
Kecakapan Mengolah Informasi (Information Processing)
Informasi yang telah dikumpulkan harus diolah agar lebih bermakna. Mengolah informasi artinyamemproses informasi tersebut menjadi suatu
kesimpulan. Untuk memiliki kecakapan mengolah informasi inidiperlukan kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu, membuat analogi sampai membuatanalisis sesuai informasi yang diperoleh
·
Kecakapan Mengambil Keputusan (Decision
Making)
Setelah informasi diolah menjadi suatu kesimpulan, tahap berikutnya adalah
pengambilan keputusan.Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu
dituntut untuk membuat keputusan betapapun kecilnya keputusan tersebut. Karena itu siswa perlu belajar mengambil keputusan dan menangani resiko daripengambilan
keputusan tersebut.
·
Kecakapan Memecahkan Masalah (Creative Problem Solving Skill)
Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan
telah diolah. Siswa perlu
belajar memecahkan masalah sesuai dengan tingkat
berpikirnya sejak dini. Selanjutnya untuk memecahkan
masalah ini dituntut kemampuan berpikir rasional, berpikir kreatif, berpikir alternatif, berpikir
sistem dan sebagainya. Karena itu pola-pola berpikir tersebut perlu
dikembangkan di sekolah, dan selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk
pemecahan masalah.
b. Kecakapan
Sosial (Sosial Skill)
Kecakapan sosial disebut juga kecakapan antar-personal (inter-personal skill), yang terdiri atas :
1)
Kecakapan komunikasi
Yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi
komunikasi dengan empati. Menurut Depdiknas, empati, sikap penuh pengertian,
dan seni komu nikasi dua arah perlu dikembangkan dalam keterampilan
berkomunikasi agar isi pesannya sampai dan disertai kesan baik yang dapat
menumbuhkan hubungan harmonis. Berkomunikasi dapat melalui lisan maupun
tulisan. Untuk komunikasi lisan, kemampuan mendengsrksn dan menyampaikan
gagasan secara lisan perlu dikembangkan. Berkomunikasi lisan dengan empati berarti
kecakapan memilih kata dan kalimat yang mudah dimengerti oleh lawan bicara.
Kecakapan ini sangat penting dan perlu ditumbuhkan dalam pendidikan.
Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yanag sangat penting dan sudah
menjadi kebutuhan hidup. Kecakapan menuangkan gagasan melalui tulisan yang
mudah dipahami orang lain merupakan salah satu contoh dari kecakapan
berkomunikasi melalui tulisan.
2)
Kecakapan Bekerjasama (Collaboration Skill)
Sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu
memerlukan dan bekerjasama dengan manusia lain. Kecakapan bekerjasama bukan
sekedar bekerjasama tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian,
saling menghargai dan saling membantu. Kecakapan ini dapat dikembangkan dalam
semua mata pelajaran, misalnya menegerjakan tugas kelompok maupun kegiatan
lainnya.
2.
Kecakapan Hidup
Khusus (Specific Life Skill)
Kecakapan hidup ini meliputi :
a. Kecakapan Akademik (Akademic Skill)
Kecakapan akademik disebut juga kecakapan inteletual
atau kemampuan berpikir ilmiah dan merupakan pengembangan dari kecakapan
berpikir. Kecakapan akademik sudah mengarah ke kegiatan yang bersifat akademik
atau keilmuan. Kecakapan ini penting bagi orang yang menekuni bidang pekerjaan
yang menekankan pada kecakapan berpikir. Oleh karena itu kecakapan harus
mendapatkan penekanan mulai jenjang SMA dan terlebih pada program akademis di
universitas.
b.
Kecakapan vokasional
Disebut juga kecakapan
kejuruan, yaitu kecakapan yang dikaitkan dengan bidang
pekerjaan tertentu yangterdapat di masyarakat. Kecakapan ini lebih cocok untuk siswa yang akan menekuni pekerjaan yang lebihmengandalkan
keterampilan psikomotor. Jadi kecakapan ini lebih cocok bagi siswa SMK, kursus keterampilan atau program diploma. Kecakapan vokasional meliputi
1). kecakapan vokasional Dasar
Yang termasuk kecakapan vokasional dasar antara lain : kecakapan melakukan gerak
dasar,menggunakan alat sederhana, atau kecakapan membaca gambar.
2). Kecakapan vokasional khusus
Kecakapan ini memiliki prinsip dasar menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contoh,kecakapan memperbaiki mobil bagi yang menekuni bidang
otomotif dan meracik
bumbu bagi yang menekuni bidang tataboga.
C.
Tujuan Kecakapan Hidup (Life Skill)
Tujuan diterapkannya konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup (life skill) adalah sebagai
berikut :
1.
Memfungsikan pendidikan sesuai
fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik menghadapi
perannya di masa yang akan datang.
2.
Memberikan peluang bagi institusi
pelaksana pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan
memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip
pendidikan terbuka (berbasis luas dan mendasar) serta prinsip manajemen
pendidikan berbasis sekolah.
3.
Membekali tamatan dengan kecakapan hidup
agar kelak mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan hidup dan kehidupan,
baik sebagai pribadi yang mandiri, masyarakat dan warga Negara.
Secara khusus tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah :
1.Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga
dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupannya.
2.Memberikan wawasan yang luas mengenai
pengembangan karier.
3.Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang
nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.Memberikan kesempatan kepada sekolah
untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip
pendidikan berbasis luas (broad-based
education).
5.Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah dan di masyarakat
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
D.
Hakekat Life Skills (Kecakapan Hidup)
Konsep Life Skills merupakan salah satu
fokus analisis dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan pada
kecakapan hidup atau bekerja. Life
Skills memiliki makna yang lebih luas dari employability (kecakapan bekerja
) skills dan vocational skills. Keduanya merupakan
bagian dari program life skills.
Program pendidikan life skills adalah
pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai,
terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau
industri yang ada di masyarakat.
Konsep
kecakapan hidup (life skill)
dirumuskan secara beragam, sesuai dengan landasan filosofis penyusunnya.
Salah satu konsep dikemukakan oleh Nelson-Jones (1995: 419) menyebutkan
bahwa secara netral kecakapan hidup merupakan urutan pilihan yang dibuat
seseorang dalam bidang keterampilan yang spesifik. Secara konseptual, kecakapan
hidup adalah urutan pilihan yang memperkuat kehidupan psikologis yang
dibuat seseorang dalam bidang keterampilan yang spesifik.
Kecakapan
hidup dibangun dari tiga pilar penting dimensi manusia, yaitu pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Untuk mengetahui seberapa jauh
individu telah memiliki kecakapan hidup, ketiga
dimensi ini dapat dipakai sebagai dimensi
pengukuran kecakapan hidup. Penjelasan
ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1.Pengetahuan.
Pengetahuan
mengacu pada berbagai informasi yang
dimiliki atau dipahami oleh individu. Untuk
memberi pengetahuan ini, guru dapat
menggabungkan fakta dengan instruksi pada
penjelasan tentang bagaimana fakta-fakta ini berhubungan
satu sama lain (Greene & Simons-Morton,
1984). Sebagai contoh, seorang guru bisa menjelaskan bagaimana
infeksi HIV ditularkan dan kemudian menjelaskan bahwa melakukan hubungan
seksual dengan pengguna narkoba suntikan dapat mengangkat resiko infeksi HIV.
2. Sikap.
Sikap
memimpin orang-orang untuk suka atau
tidak suka sesuatu, atau untuk mempertimbangkan
hal-hal yang baik atau buruk, penting
atau tidak penting, senilai peduli
atau tidak layak peduli. Misalnya,
sensitivitas gender, menghormati orang lain,
atau menghormati tubuh seseorang dan
percaya bahwa penting untuk merawat adalah sikap
untuk menjaga kesehatan dan berfungsi dengan baik. Domain dari sikap terdiri
dari berbagai konsep, termasuk nilai-nilai, kepercayaan, norma-norma sosial, hak, niat, dan
motivasi.
3.Keterampilan.
Keterampilan
adalah kemampuan yang memungkinkan orang untuk melakukan perilaku tertentu.
Keterampilan seringkali mengacu pada keterampilan praktis kesehatan atau teknik
seperti kompetensi dalam pertolongan pertama dan keterampilan dalam pengelolaan
kebersihan (misalnya, mencuci tangan, menyikat gigi).
Ciri
pembelajaran life skills adalah
(1) terjadi proses identifikasi
kebutuhan belajar,
(2) terjadi proses penyadaran untuk
belajar bersama,
(3) terjadi keselarasan kegiatan
belajar untuk mengembangkan diri.
(4) terjadi proses penguasaan
kecakapan personal, social, vokasionaL, akademik.
(5) terjadi proses pemberian
pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar menghasilkan produk bermutu.
(6) terjadi proses interaksi saling
belajar dari ahli,
(7) terjadi proses penilaian
kompetensi, dan
(8) terjadi pendampingan teknis
untuk bekerja atau membentuk usaha bersama (Depdiknas,2003).
E.
Integrasi Kecakapan Hidup dengan
Pendidikan Luar Sekolah
Pelaksanaan pendidikan Kecakapan hidup (life skills) pada satuan dan
program pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan
penanggulangan pengangguran, yang lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang
dapat memberikan penghasilan (learning
and earning). Menurut Malik Fadjar
dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup, Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda bahwa penyelenggaraan pendidikan kecakapan
hidup pada jalur pendidikan nonformal menggunakan pendekatan ”Broad Based Education(BBE)” yakni pendekatan
pendidikan berbasis luas, yang ditandai oleh:
a.
Kemampuan membaca dan menulis secara
fungsional baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (Inggris,
Arab, Mandarin, Jepang dan lainnya).
b.
Kemampuan merumuskan dan memecahkan
masalah yang dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan ilmiah,
penelitian, penemuan, dan penciptaan.
c.
Kemampuan menghitung dengan atau tanpa
bantuan teknologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.
d.
Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman
teknologi di berbagai lapangan kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan,
kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur,
industri, perdagangan, kesenian dan olahraga).
e.
Kemampuan mengelola sumber daya alam,
sosial, budaya, dan lingkungan.
f.
Kemampuan bekerja dalam tim, baik dalam
sektor formal maupun informal.
g.
Kemampuan memahami diri sendiri, orang
lain dan lingkungannya.
h.
Kemampuan berusaha secara terus menerus
dan menjadi manusia belajar dan pembelajar.
i.
Kemampuan mengintegrasikan pendidikan
dan pembelajaran dengan etika sosio religius bangsa berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
F. Ciri-ciri Program Kecakapan hidup (life
skills) dalam PLS
Program pendidikan kecakapan hidup (life
skills) dalam pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Peserta didik berasal dari lapisan
masyarakat miskin, tidak/putus sekolah, dan tidak/belum mempunyai keterampilan
bekal hidup serta warga masyarakat lainnya yang tertarik meningkatkan kecakapan
hidupnya.
2.
Kurikulum pembelajaran bersifat fleksibel
tergantung pada kebutuhan peserta didik, potensi pasar dan potensi usaha
lainnya, termasuk dukungan masyarakat, pengusaha dan pemerintah daerah
3.
Program berlangsung singkat paling lama
satu tahun, tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, yang penting peserta
didik memperoleh manfaat bagi peningkatan mutu bekerja atau berusahanya.
4.
Narasumber dan fasilitator terdiri atas
orang-orang yang peduli terhadap upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat, dapat berasal dari pengusaha, aktivis sosial, perbankan, manajer
perusahaan bisnis, tokoh masyarakat, kalangan pemerintahan dan lain-lain.
5.
kecakapan hidup terintegrasi dalam
proses pembelajaran
6.
Keberhasilan belajar diukur dari
peningkatan kemampuan praktis dalam meningkatkan mutu pekerjaannya atau mutu
kegiatan berusahanya sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik terhadap materi belajar kecakapan hidup.
Ciri-ciri pembelajaran Kecakapan hidup (life skills) menurut Depdiknas
adalah: (1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi proses
penyadaran untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasan kegiatan belajar
untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha bersama, (4) terjadi
proses penguasaan kecakapan personal, akademik, manajerial, kewirausahaan, (5)
terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar,
menghasilkan produk bermutu, (6) terjadi proses interaksi saling belajar dari
ahli, (7) terjadi proses penilainya kompetensi, dan (8) terjadi pendampingan teknis
untuk bekerja atau membentuk usaha bersama.
G. Jenis Program PKH Dalam PLS
Sejak dicanangkannya pendidikan kecakapan hidup khususnya pada pendidikan
nonformal, banyak sekali jenis-jenis program pendidikan kecakapan hidup yang
diselenggarakan di masyarakat, seperti kelompok belajar usaha (KBU), program
life skills, serta pemberdayaan pemuda, dan lain sebagainya. Demikian halnya
dengan penyelenggara programnya, kini program-program PKH PNF bukan hanya
dilaksanakan oleh satuan PNF melainkan melibatkan juga satuan pendidikan
formal, misalnya program PKH bekerjasama dengan SMK/Poltek.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tantangan globalisasi yang menuntut kualitas sumber daya manusia yang prima
dan unggul dalam persaingan di pasar global yang menyebabkan dalam pendidikan
sekarang di cantumkan kedalam bentuk suatu life skill, kecakapan hidup dapat
diintegrasikan pada setiap mata pelajaran sehingga tidak diperlukan tambahan
alokasi waktu tertentu. Sedangkan untuk
implementasi pendidikan berorientasi kecakapan hidup dapat dilakukan tanpa
mengubah kurikulum, aspek-aspek kecakapan hidup yang telah diintegrasikan
dijadikan indikator dalam pembelajaran. Kecakapan hidup yang bersifat umum pada
umumnya kecakapan yang diperlukan oleh siapapun, baik yang bekerja, yang tidak
bekerja, dan yang sedang menempuh pendidikan.
Kecakapan hidup yang bersifat spesifik adalah kecakapan yang diperlukan
seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus atau tertentu. Life skill
menunjuk pada berbagai ragam kemampuan yang diperlukan seseorang untuk menempuh
kehidupan dengan sukses, bahagia dan secara bermartabat di masyarakat. Life
skill merupakan kemampuan yang diperlukan sepannjang hayat, kepemilikan
kemampuan berfikir yang kompleks, kemampuan komunikasi secara efektif,
kemampuan membangun kerjasama, melaksanakan peranan sebagai warga Negara yang
bertanggung jawab, memiliki kesiapan serta kecakapan untuk bekerja dan memiliki
karakter dan etika untuk tujuan terjun ke dunia kerja.
Pendidikan
berdasarkan sistem broad based
education ialah konsep pendidikan yang memacu pada life skill yang tujuan adalah
untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka memperoleh
pekerjaan yang layak sesuai dengan standar hidup. Secara konseptual, kecakapan
hidup adalah urutan pilihan yang memperkuat kehidupan psikologis yang
dibuat seseorang dalam bidang keterampilan yang spesifik.
B. Saran
Saran dan
kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini ke depan sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat, terutama bagi tim penyusun. Khususya
bagi para pendidik dan calon pendidik serta untuk penggiat pendidikan non
formal di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill
Education): Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) melalui Pendekatan
Broad-Based Education. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2007. Konsep Pengembangan Model Integrasi Kurikulum Pendidikan Kecakapan
Hidup (Pendidikan Menengah). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum.
Suyono Dan Harianto. 2014. Belajar Dan Pembelajaran: Teori Dan Konsep
Dasar. Bandung: Remaja Rosda Karya.